Humaniora

Harga Garam Anjlok Saat Bahan Pokok Lain Naik Tinggi

Petani garam di Rembang, Jawa Tengah belum lama ini melakukan aksi buang garam di jalanan. Aksi ini sebagai bentuk kekecewaan akan harga garam yang anjlok di harga terendah. Harga garam saat ini di angka Rp900 rupiah per kilogramnya. Harga ini disebut turun hingga 80 persen.

Bulan Juli lalu, garam masih di kisaran Rp5.000 per kilogram. Mendekati puncak panen garam, biasanya harga cenderung semakin menurun. Namun, diduga ada pihak yang mempermainkan harga dari petani, sehingga terjadi penurunan yang sangat signifikan saat ini.

Anjloknya harga garam tentu memberatkan para petani. Biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual garam itu sendiri. Salah satu petani garam, Danar Ristanto berharap, pemerintah dapat turun tangan mengatasi harga garam yang anjlok. Ia juga berharap garam dapat mencapai Rp2.000 per kilogram.

“Mulai turun sebulan yang lalu. Harapan kami pemerintah bisa turun tangan mengatasi anjloknya harga garam ini. Agar petani tidak rugi ya minimal Rp2.000 per kilogram lah,” ujar Danar.

Harga Bahan Pokok Naik

Sementara harga garam terus menurun, harga bahan pokok lain justru melonjak tinggi. Berdasarkan data Informasi Harga Pangan Antar Daerah terlihat kenaikan pada harga beras, cabai, hingga minyak goreng per Kamis (24/8).

Di provinsi yang sama, Jawa Tengah, beras kualitas medium mengalami kenaikan sebesar 2,87% menjadi Rp12.550 per kilogram. Kemudian, harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan signifikan hampir 10%. Saat ini, cabai merah keriting mencapai Rp37.950 per kilogram.

Begitu juga minyak goreng kemasan yang mengalami kenaikan sebesar 1,43% menjadi Rp17.750.

Di ibu kota, beras kualitas super saat ini berada di angka Rp17.500 per kilogram dengan kenaikan 1,16%. Bahkan, cabai merah keriting mengalami kenaikan hingga 13,76% di harga Rp48.350 per kilogram. Namun, di DKI Jakarta, harga minyak goreng curah dan kemasan cenderung stabil.

Dikutip dari CNBC, Pengamat Pertanian, Khudori menyampaikan, kenaikan harga beras saat ini merupakan siklus yang normal. Pasalnya, harga gabah atau beras tinggi di musim gadu yaitu bulan Juni-September, dibandingkan saat musim panen raya.

Meski begitu, Khudori juga menyampaikan, harga di pasar sudah jauh dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP). HPP Gabah Kering Panen di petani yaitu sebesar Rp5.000 per kiogram. Harga ini berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 6/2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah Dan Beras.

Adapun penyebab kenaikan menurut Khudori berasal dari beberapa hal, salah satunya efek El Nino.

 

 

Editor: Dimas Adi Putra

Addinda Zen

Recent Posts

Respons PBNU soal MUI Tetapkan Fatwa Haram Salam Lintas Agama

PBNU merespons Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menetapkan fatwa haram bagi umat Islam untuk mengucapkan…

28 mins ago

PLN Dukung IKN Menuju Forest City, Rampungkan Tiga Infrastruktur Kelistrikan Tegangan Tinggi

PT PLN merampungkan tiga infrastruktur bertegangan tinggi untuk menopang sistem kelistrikan Ibu Kota Negara Nusantara…

33 mins ago

Presiden Jokowi: Israel Wajib Taat Mahkamah Internasional, Hentikan Serangan ke Palestina

PRESIDEN Joko Widodo mengecam keras serangan militer Israel ke Rafah, Palestina. Israel harus mematuhi hukum…

1 hour ago

Gunung Ibu Erupsi Lagi, Hujan Abu di Pengungsian Desa Gam Ici

GUNUNG Ibu kembali mengalami erupsi pada Minggu, 2 Juni 2024 pukul 12.35 WIT atau 10.35…

2 hours ago

Konstruksi Teleskop Terbesar di Dunia

Pembangunan teleskop terbesar di dunia, yang akan membawa revolusi dalam ilmu astronomi, sedang berlangsung. Teleskop…

2 hours ago

Ada Gak Sih Dampak Positif Infrastruktur Digital Telkomsel?

Infrastruktur digital yang dibangun oleh Telkomsel telah membawa dampak positif signifikan terhadap ekonomi Indonesia. Sebagai…

4 hours ago