Pemerintah China akan kembali membuka Istana Potala yang ikonis di Daerah Otonom Tibet, China barat daya untuk turis.
Sebelumnya, istana tersebut ditutup selama lebih dari empat bulan akibat merebaknya epidemi COVID-19.
Para pengunjung dapat memasuki tempat itu secara gratis hingga 15 Maret, dengan memesan online sebelumnya. Istana itu akan dibuka setiap hari mulai pukul 09.30 hingga pukul 14.00.
Istana Potala merupakan model arsitektur kuno sekaligus rumah bagi lebih dari 100.000 relik budaya.
Istana tersebut dibangun oleh Raja Tibet Songtsa Gambo pada abad ketujuh dan diperluas oleh Dalai Lama kelima pada abad ke-17. Istana itu dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 1994, demikian Xinhua.
Istana Potala berada di kota Lhasa, Tibet. Tempat ini diberi nama dari tempat yang ia berada, Gunung Potala, tempat kediaman Chenresig atau Avalokitesvara.
Istana Potala adalah tempat kediaman utama dari Dalai Lama hingga masa Dalai Lama ke 14 mengungsi ke Dharamsala di India, setelah serangan dan kekalahan bertahan pada tahun 1959. Sekarang ini, Istana Potala diubah fungsinya oleh negara Cina menjadi sebuah museum.
Bangunan istana ini berukuran 400 meter timur-ke-barat dan 350 meter utara-ke-selatan, dengan tembok batu yang landai dengan ketebalan sekitar 3 meter dan 5 meter pada bagian dasarnya yang juga dicampur dengan tembaga untuk mencegah dari gempa bumi.
Bangunan ini memiliki tiga belas tingkat – memiliki lebih dari 1.000 kamar, 10.000 tempat pemujaan dan sekitar 200.000 patung -; membumbung setinggi 117 meter di puncak Marpo Ri, “Lembah Merah” (Red Hill), menjulang lebih dari 300 meter secara menyeluruh dari dasar lembah.
Menurut tradisi, ketiga lembah utama di Lhasa memberikan arti sebagai “Tiga Penjaga Tibet.” Chokpori, di sebelah selatan Potala, merupakan gunung-hati (bla-ri) dari Vajrapani, Pongwari dari Manjushri, dan Marpori, lembah di mana Istana Potala berada, mewakilkan Chenresig atau Avalokitesvara.
Editor: Darma Lubis