Home » Jauh Lebih Murah, Peneliti UGM Temukan Media Alternatif Budidaya Jamur Pengganti Limbah Kayu Sengon

Jauh Lebih Murah, Peneliti UGM Temukan Media Alternatif Budidaya Jamur Pengganti Limbah Kayu Sengon

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Penelitian dari Fakultas Kehutanan UGM berhasil menemukan alternatif media tanam (baglog) yang biasanya memanfaatkan limbah kayu sengon. Foto: UGM

ESENSI.TV - JAKARTA

Peneliti UGM dari Fakultas Kehutanan berhasil menemukan alternatif media tanam (baglog) yang biasanya memanfaatkan limbah kayu sengon.

Limbah kayu sengon, umumnya digunakan sebagai media tanam untuk budi daya jamur konsumsi.

Namun, harganya relatif mahal, sehingga dinilai perlu ada alternatif penggantinya agar budidaya jamur lebih ekonomis.

Dosen sekaligus peneliti Konversi di Laboratorium Biomaterial Fakultas Kehutanan UGM, Dr Denny Irawati mengatakan biasanya media tanam jamur memakai limbah kayu sengon.

Sementara itu, saat ini harga limbah kayu sengon naik hampir 5 kali lipat dan jumlahnya pun semakin terbatas.

Sehingga, pihaknya berupaya mencari alternatif lain, membuat media tanam baru dengan memanfaatkan limbah kayu dari penebangan langsung di masyarakat.

Lebih 4 Ribu Jenis Kayu di Indonesia

Denny mengatakan saat ini ada lebih dari 4 ribu jenis kayu yang tumbuh di Indonesia.

Hanya, kebanyakan petani jamur masih percaya jika hanya kayu sengon yang bisa dipakai sebagai media budi daya jamur.

“Dari penelitian sebelumnya yang kami lakukan di Fakultas Kehutanan UGM, memang tidak semua jenis kayu bisa dipakai sebagai media budi daya jamur,” jelasnya, dalam keterangan tertulis di laman UGM, dikutip Jumat (147/2023).

Namun begitu, dia mengatakan bukan berarti hanya jenis kayu sengon saja yang bisa digunakan sebagai media tanam,” terangnya.

Oleh sebab itu, melalui Unit Penelitian dan Pengembangan Jamur Konsumsi UGM ini akan dikembangkan beragam jenis kayu yang dapat digunakan sebagai media tanam budi daya jamur.

Penelitian dan pengembangan media tanam jamur dilakukan melalui kerja sama antara peneliti UGM dan Nagoya University, Jepang.

Penelitian didukung oleh dana dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

Serta melibatkan peneliti dari Gifu Forestry Research Institute yang berlangsung sejak Oktober 2021 hingga September 2024.

Denny menyebutkan penelitian dan pengembangan alternatif media tanam pengganti dengan menggunakan cabang maupun ranting pohon dari berbagai jenis pohon.

Baca Juga  40 Kandidat Lolos dalam Misi Luar Angkasa China

Teliti Lebih 10 Jenis Kayu

Saat ini pihaknya tengah melakukan penelitian dengan memakai kurang lebih 10 jenis limbah kayu.

Beberapa diantaranya adalah jati, mahoni, akasia, dan mangga.

Dari penelitian tersebut diketahui jamur dapat tumbuh pada limbah kayu tersebut dengan proses pertumbuhan yang berbeda-beda di setiap media tanaman yang berbeda.

“Tentu saja berbagai jenis kayu ini dengan karakteristik yang berbeda di setiap jenisnya memerlukan perlakuan khusus yang berbeda. Hasil pengembangan dari UP2JK akan didiseminasikan secara luas kepada para petani,” ucapnya.

Sementara Dekan Fakultas Kehutanan UGM Dr Sigit Sunarta, menyebutkan penelitian pengembangan alternatif media tanam jamur ini dilakukan sebagai bagian dari kontribusi Fakultas Kehutanan dalam membantu mengatasi persoalan pangan nasional.

Salah satunya, dalam penyediaan pangan melalui diversifikasi pangan dengan jamur konsumsi.

“Perubahan iklim berdampak pada banyak aspek termasuk pertanian dan kehutanan yang menjadikan gagal panen sehingga perlu mitigasi penyediaan pangan dan diversifikasi pangan”.

“Pengenalan dan intensifikasi pengembangan produksi jamur konsumsi salah satunya,” paparnya.

Ia mengatakan penelitian terhadap jamur juga perlu dilakukan mengingat kebutuhan nasional akan jamur yang terus meningkat.

“Kalau dulu jamur lebih banyak diekspor, tetapi sekarang konsumsi jamur nasional meningkat karena masyarakat Indonesia gemar makan jamur”.

“Kami sebagai peneliti kehutanan meneliti limbah kayu jenis lain, tidak hanya sengon, sebgaai alternatif media tanam jamur,” ujarnya.

Melalui UP2JK ini Sigit berharap sivitas akademika UGM bisa melakukan penelitian dan mengembangkan media tanam jamur alternatif pengganti kayu sengon yang nantinya dapat diimplementasikan di masyarakat.

Selain itu, juga bisa dikembangkan beragam jenis jamur yang juga bisa dibudidayakan oleh masyarakat.

“Hasil-hasil penelitian nantinya akan disampaikan ke masyarakat”.

“Dengan begitu diharapkan dapat membantu dalam budi daya jamur sehingga meningkatan kesejahteraan petani,” jelasnya.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life