Home » Kekeringan, Air di Kanal Venezia Surut

Kekeringan, Air di Kanal Venezia Surut

by Agita Maheswari
2 minutes read
Kekeringan Air di Kanal Venezia Surut

ESENSI.TV - JAKARTA

Akibat musim dingin kekeringan dalam beberapa pekan di Italia, menyebabkan air di kanal Venezia Italia surut.

Para ilmuwan dan organisasi aktivis lingkungan, khawatir karena pegunungan Alpen hanya menerima kurang dari setengah curah hujan salju dari biasanya.

Peringatan kekeringan muncul ketika Venezia, yang biasanya menghadapi permasalahan banjir, kali ini menghadapi surutnya arus air yang tidak biasa,.

Akibatnya, gondola, taksi air, dan ambulans air tidak dapat melalui beberapa jalur kanal yang terkenal di kota itu.

Para ilmuwan menyebut masalah kekeringan di Venezia disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya hujan, sistem bertekanan tinggi, serta pengaruh bulan purnama dan arus laut.

Sungai dan danau di Italia, terutama di bagian utara negara itu, juga mengalami kekurangan air yang parah, kata organisasi pegiat lingkungan Legambiente pada Senin.

Po, sungai terpanjang di Italia yang membentang dari barat laut Pegunungan Alpen ke Laut Adriatik, mengalami penurunan air sebanyak 61 persen dari biasanya pada musim tahun ini, sebut Legambiente dalam sebuah pernyataan.

Juli 2022, Italia mengumumkan keadaan darurat untuk daerah-daerah di sekitar Po yang mengalami kekeringan terburuk dalam 70 tahun.

Baca Juga  Inilah Sederet Tempat Wisata di Swiss yang Memikat Wisatawan

Daerah di sekitar Sungai Po menyumbang sekitar sepertiga dari produksi pertanian Italia.

“Kita berada dalam situasi defisit air yang telah menumpuk sejak musim dingin 2020-2021,” kata pakar iklim Massimiliano Pasqui dari lembaga penelitian Italia CNR, dikutip dari koran Corriere della Sera.

Pasqui menjelaskan bahwa Italia perlu menambah sebanyak 500 milimeter curah hujan di wilayah-wilayah barat laut, atau setara dengan kondisi 50 hari hujan.

Ketinggian air Danau Garda di Italia utara telah anjlok ke rekor terendah, memungkinkan orang untuk pergi ke sebuah pulau kecil bernama San Biagio di danau itu melalui jalur setapak yang timbul.

Antisiklon telah mendominasi cuaca di Eropa barat selama 15 hari, yang menyebabkan udara bersuhu sedang lebih sering terjadi pada akhir musim semi.

Prakiraan cuaca terbaru menyatakan curah hujan dan salju yang cukup tinggi akan turun di Pegunungan Alpen dalam beberapa hari mendatang.

#beritaviral

#beritaterkini

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life