Humaniora

Kenali dan Kendalikan Depresi Saat Bepergian Dengan Cara Ini

Setiap orang mengalami perubahan suasana hati. Namun, keadaan emosi yang sangat rendah (depresi) dan perubahan suasana hati yang sangat tinggi, seperti yang terjadi pada gangguan bipolar, memengaruhi cara kamu berpikir, berperilaku dan berfungsi.

Depresi dan perubahan suasana hati yang tiba-tiba dapat mengganggu perjalanan atau menyebabkan kekambuhan pada penderita gangguan suasana hati.

Mengelola stres perjalanan, mengenali tanda-tanda peringatan depresi dan perubahan suasana hati, serta mengetahui di mana mendapatkan bantuan adalah kunci perjalanan yang aman.

Meskipun kami tidak memiliki riwayat depresi sebelumnya, stres akibat perjalanan, perubahan rutinitas, atau peristiwa pemicu dapat menyebabkan perubahan kondisi mental kamu.

Tanda-tanda Depresi

Tanda-tanda depresi meliputi, seperti dilansir dari International Association for Medical Assistance to Travellers (IAMAT), dikutip Selasa (25/12/2023).

Perasaan putus asa dan tidak berharga.
Rasa bersalah, sedih, menangis.
Iritabilitas, kurang konsentrasi.
Insomnia, kelelahan, lesu, tidur berlebihan.
Perubahan nafsu makan.
Penarikan diri dari teman dan keluarga.
Hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.

Bagaimana cara mengatasi gangguan mood saat bepergian?

Wisatawan yang secara aktif mengelola dan mengendalikan depresi atau gangguan mood lainnya dapat melakukan perjalanan dengan aman.

Konsultasikan dengan ahli kesehatan mental kamu untuk menentukan apakah perjalanan adalah aktivitas yang tepat untuk kamu.

Bicarakan dengan keluarga dan teman tentang rencana kamu dan jika diperlukan, tetap berhubungan dengan praktisi kesehatan mental kamu atau temukan dokter yang berkualifikasi di tempat tujuan jika terjadi keadaan darurat.

Jika kamu rentan terhadap hal ini, cobalah mengantisipasi reaksi kamu saat berada jauh dari rumah, terisolasi dari sistem pendukung yang kamu kenal dan tenggelam dalam budaya yang berbeda.

Peristiwa yang mengubah hidup yang terjadi sesaat sebelum perjalanan seperti kematian anggota keluarga, kelahiran, penyakit atau keadaan pribadi/profesional yang sulit juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis dan interaksi sosial kamu selama perjalanan.

Meskipun perjalanan mungkin dapat meredakan beberapa gejala depresi untuk sementara, tetapi perjalanan tersebut bukanlah obat yang bisa menyembuhkan.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Napitupulu

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Kopi Unggulan Indonesia Melenggang di Pameran Café Show, Vietnam

Kopi-kopi unggulan Indonesia melenggang di Viet Nam Café Show 2024, yang berlangsung di Vietnam, 9-11…

38 mins ago

BPBD Kerahkan Alat Berat Buka Akses Jalan yang Tertutup Longsor di Kota Padang

PASCALONGSOR di Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat, pemerintah daerah mengerahkan alat berat. Upaya ini untuk…

1 hour ago

Pengamat: Langkah Tepat Kemenko Polhukam Matangkan Restorative Justice ke Belanda

Pengamat Politik dan Hukum, Rusmin Effendy mengapresiasi langkah Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko…

3 hours ago

Marak kasus pembunuhan terhadap perempuan, Komnas Perempuan Ingatkan femisida

MARAK kasus pembunuhan terhadap perempuan, Komnas Perempuan mengingatkan publik sadar tentang femisida.  Komisioner Komnas Perempuan…

3 hours ago

Lima Langkah Pengendalian dan Pencegahan Malaria

Malaria telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu, dan sampai kini masih jadi masalah kesehatan…

5 hours ago

Bahaya Bus Bodong seperti Odong-odong

Bus bodong? Odong-odong? Ya, keduanya 11-12 alias hampir sama saja alias sama-sama ilegal dan tak…

6 hours ago