Home » Kesadaran Konsumen Beli Produk Ramah Lingkungan Semakin Tinggi

Kesadaran Konsumen Beli Produk Ramah Lingkungan Semakin Tinggi

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara peringatan HUT Asosiasi Emiten Indonesia ke-35, di Jakarta, Rabu (13/12/2023). Foto: Kemenko Perekonomian

ESENSI.TV - jaka

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tingkat kesadaran konsumen semakin tinggi untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan (green lifestyle).

Kondisi ini menuntut semua perusahaan dapat menyediakan produk yang rendah karbon.

Hal ini disampaikan Menko Perekonomian dalam acara sosialsiasi Program Pasar Modal Peduli Generasi Mendatang – Mewujudkan Perubahan Melalui Aksi Peduli Stunting dan Praktik ESG yang Bertanggung Jawab dan peringatan HUT Asosiasi Emiten Indonesia ke-35, di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa upaya pembangunan berkelanjutan dan rendah karbon tersebut menjadi tanggung jawab seluruh pihak bagi masa depan generasi mendatang.

“Generasi mendatang memiliki hak untuk menikmati lingkungan yang aman dari bencana dan kerusakan yang berpotensi muncul dari efek perubahan iklim,” ungkap Menko Airlangga, dalam keterangan Kemenko Perekonomian.

Menko Airlangga juga menyatakan bahwa dalam upaya dekarbonisasi, emiten sektor industri juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih, mengingat adanya regulasi negara tujuan ekspor Indonesia yang mewajibkan praktik berkelanjutan seperti CBAM dan EUDR.

Ekonomi Hijau

Pemerintah, jelasnya, terus berkomitmen menerapkan pembangunan berkelanjutan melalui upaya dekarbonisasi dengan peningkatan ekonomi hijau.

Baca Juga  Menko Perekonomian: Kondisi Ekonomi Indonesia Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Upaya tersebut diimplementasikan dengan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana yang tertuang dalam Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) sebesar 32% dari kondisi business as usual pada tahun 2030 dan 43,2% apabila melalui kerja sama internasional, serta mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Pemerintah tengah melakukan kegiatan studi dan persiapan implementasi Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS).

Indonesia memiliki potensi penyimpanan CO2 yang sangat besar dengan estimasi mencapai 4,85 giga ton pada depleted reservoir dan sekitar 572 giga ton pada saline aquifer.

Adapun saat ini telah terdapat 15 proyek CCS dan CCUS di Indonesia dengan nilai investasi sekitar USD7,97 miliar.

Secara global, potensi pasar Carbon Capture, Utilization, Transportation and Storage juga diproyeksikan akan meningkat dari USD3 miliar pada tahun 2022 menjadi USD14,2 miliar di tahun 2030.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life