Nasional

Ketika Jusuf Kalla dan Para Rektor Mengenang Salim Said

WAKIL Presiden ke-10 dan ke-12 RI, HM. Jusuf Kalla (JK) menilai Prof. Salim Said memiliki intelektualisme dan keilmuan untuk menyadarkan akan tetapi tetap kritis.

“Terkadang negara membutuhkan orang yang kritis, kalau yes man semua tidak jalan negara ini,” kata JK dalam acara “Doa dan Kenangan Sahabat untuk almarhum Salim Haji Said,” di Kampus Universitas Paramadina, Cipayung, Jakarta Timur, dalam siaran pers yang diteima redaksi, Selasa (21/5/202).

Acara yang diselenggarakan atas kerja sama Universitas Paramadina bersama Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Institut Peradaban ini dimulai dengan Pembacaan Al-Qur’an dan Tahlil yang dipimpin oleh Dr. Aan Rukmana. Adapun yang hadir mewakili keluarga putri almarhum, Rohannisa Naja Safitri.

“Saya kenal beliau sebagai seniman, beliau ini lahir di Pare Pare yang jaraknya 150 km dari Makassar. Kami sering berdiskusi, tentang negara, pertahanan atau terkadang tentang permasalahan daerah juga,” kenang JK.

Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini mengenang kedekatan Prof. Salim Said dengannya dan Paramadina. “Kedekatan ide yang saya renungkan sampai tidur,” ujarnya.

“Pesannya pemikiran Nurcholish Madjid harus diungkap secara dalam, perdebatan jaman dulu Islam Yes, Partai Islam No membebaskan kita semua masyarakat muslim tidak dipaksakan untuk memilih partai dengan simbol Islam, pemikiran inilah yang harus dikembangkan. Itulah terakhir yang saya dapatkan dari beliau,” ungkap Didik.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Nazaruddin Malik mengungkapkan pentingnya apresiasi terhadap tokoh-tokoh bangsa. Prof. Salim Said telah mengajar di UMM dari tahun 2000-an, tetapi baru tahun 2005 dikukuhkan sebagai guru besar.

“Jadi walaupun rekognisinya dari masyarakat, seringkali diundang untuk memberikan kuliah terbatas pada dosen di fakultas ilmu sosial dan politik UMM sehingga Salim Said sangat dikenal masyarakat UMM,” ujarnya.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Fathul Wahid menceritakan proses hibah dari koleksi perpustakaan pribadi Salim Said untuk UII.

Pada akhir tahun 2020, Salim Said menjadi tamu podcast dari Helmy Yahya. Di situ Salim mengatakan akan menghibahkan 10.000 buku dari koleksi pribadinya.

“Saya menghubungi Prof. Didik J. Rachbini dan alm. Prof. Azyumardi Azra dan alhamdulillah dapat. Pada Desember 2020, disitu mengobrol lebih dari setengah jam dan akhirnya sepakat untuk memilih UII sebagai tempat koleksi pribadinya 10.000 buku dan koleksi yang lain,” terang Wahid.

Nazarudin

Recent Posts

Netizen Nilai Hukum Indonesia Pilih Kasih dan Tak Adil

Netizen media sosial X menilai hukum di Indonesia tidak berlaku adil dan pilih kasih terhadap…

7 hours ago

Jokowi Tegaskan Tidak Ada Bansos untuk Korban Judol

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa tidak akan ada bantuan sosial (bansos) yang diberikan kepada korban…

8 hours ago

Waduh… Kylian Mbappe Patah Tulang

Kylian Mbappe, penyerang bintang Paris Saint-Germain (PSG) dan tim nasional Prancis, mengalami cedera patah tulang.…

9 hours ago

Kotor LAGI Setelah dibersihkan Pandawara Group, Ubah Mindset

Setelah tiga hari dibersihkan oleh Pandawara Group, Sungai Citarum kembali tercemar oleh lautan sampah. Pandawara…

13 hours ago

80ribu Pemain Judol adalah Anak dibawah 10 Tahun

Mengutip dari instagram @folkative, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto…

15 hours ago

Dampak Merantai dari Kasus Sukulilo

Kasus Sukolilo di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang terjadi pada pertengahan tahun 2024, menimbulkan dampak…

17 hours ago