Home » ANOC World Beach Games Gagal, Ini Alasannya

ANOC World Beach Games Gagal, Ini Alasannya

by Administrator Esensi
3 minutes read
Bali Mundur Jadi Tuan Rumah AWBG 2023

ESENSI.TV - JAKARTA

ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 adalah Pesta Olahraga Dunia yang merupakan acara multi-olahraga. Seharusnya acara ini diselenggarakan di Bali, Indonesia. Namun, turnamen ini gagal digelar karena Bali mengundurkan diri menjadi tuan rumahnya.

Alasan Bali Mundur Jadi Tuan Rumah ANOC WBC 2023

Bedasarkan pernyataan yang dirilis oleh ANOC World Beach Games, panitia lokal (LOC) ANOC Bali mengalami kendala. Sehingga, Bali memutuskan untuk mundur menjadi tuan rumah WBG.

Alasannya adalah ketidaksiapan Bali menjadi tuan rumah turnamen multi-olahraga tersebut. Selain itu Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengaku tidak mendapatkan anggaran yang cukup dari pemerintah.

Kekecewaan dirasakan oleh ANOC kepada panitia lokal karena gagalnya pelaksanaan WBC tahun ini.

“LOC menyatakan bahwa keputusan diambil setelah dana tidak didapat dari pemerintah. Dan saat ini tidak ada cukup waktu untuk menggelar World Beach Games,” tulis ANOC dalam pernyataan resminya.

ANOC juga menambahkan bahwa atlet yang direncanakan untuk mengikuti pertandingan menjadi gagal untuk tambil di WBC.

“ANOC sangat kecewa dengan Tindakan LOC yang mengakibatkan atlet dari 100 NOC (Negara) yang telah lolos kualifikasi gagal memenuhi ambisi mereka untuk tampil di World Beach Games,” tambah ANOC.

Keputusan Bali mundur menjadi tuan rumah ANOC mengejutkan seluruh pihak. Hal ini karena  sebelumnya tidak ada indikasi yang mengarah kepada pembatalan acara.

Menpora Angkat Bicara

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo bicara mengenai keputusan Bali yang gagal menjadi tuan rumah ANOC World Beach Games 2023. Dilansir dari inilah.com, ia menyesalkan keputusan tersebut karena yakin bahwa AWBC bisa menjadi salah satu factor yang mendongkrak ekonomi Bali.

Event internasional sebesar AWBG, walau bukan kalender resmi IOC seperti Olimpiade dan baru kedua kali dilaksanakan oleh anggota-anggota ANOC diyakini bagus untuk Indonesia dari sisi Sport Tourism,” ujarnya pada Rabu (5/7/2023).

Ia pun mewakili pemerintah dan Kemenpora meminta maaf dan menyayangkan pembatalan event bergengsi ini.

Alokasi Anggaran Olahraga Membingungkan?

Jakarta Internasional Stadium mulanya dikatakan tidak sesuai dengan standar FIFA. Saat ini, Jakarta Internasional Stadium (JIS) sedang dipantau oleh PSSI, Kementerian PUPR, dan Kemenpora.

Diungkapkan bahwa stadion tersebut memerlukan anggaran sebesar Rp6 miliar untuk memenuhi standar FIFA tersebut. Hal ini menjadi sebuah tanda tanya bagaimana sebenarnya Pemerintah dalam menyusun anggaran keolahragaan.

ANOC World Beach Games tentunya akan memberikan dampak yang besar bila tetap diselenggarakan. Namun, gagal dilaksanakan karena terbatasnya dana. Sedangkan untuk memenuhi standar satu stadion Pemerintah mampu mendanainya.

Baca Juga  Kasus Dugaan Penyebar Hoaks, Bareskrim Polri Panggil Rocky Gerung Hari Ini

Kedepannya semua pihak sangat mengharapkan kesiapan dan perencanaan yang sangat matang untuk melaksanakan event besar. Apalagi event tersebut dapat memberikan dampak positif bagi negara dan atlet yang terlibat.

Jangan Sampai Kehilangan Kesempatan

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Bali telah menolak menjadi tuan rumah bagi perhelatan Piala Dunia U-20. Pasalnya, Tim Nasional (Timnas) Israel dipastikan tampil dalam event tersebut.

Berdalih pada larangan Konstitusi Republik Indonesia dan Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 Tahun 2019, Gubernur Bali, I Wayan Koster kembali menolak kehadiran Tim Israel di ANOC World Beach Games. Kegiatan itu akan digelar di Bali pada 5-12 Agustus 2023.

Menurut permenlu tersebut, Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Selanjutnya, tertuang sebuah larangan di permenlu itu soal pengibaran atau penggunaan bendera, lambang, atribut lainnya, dan pengumandangan lagu kebangsaan Israel di Indonesia.

Sebagai suatu entitas sendiri karena diatur dalam Peraturan Menteri Luar Negeri tidak boleh menyanyikan lagu kebangsaan Israel.

Menilik beragam kondisi diatas, mungkinkah sebenarnya ketersediaan anggaran menjadi inti masalah sesungguhnya? Namun saat hampir bersamaan, pemerintah tengah disibukkan dengan rencana untuk melakukan renovasi terhadap Jakarta International Stadium (JIS). Padahal, JIS merupakan stadion terbesar nomor 7 di Asia, dengan kapasitas sebanyak 82.000 penonton.

Awalnya, JIS direncanakan akan menjadi salah satu Venue stadion Piala Dunia U17. Namun, pemerintah merencanakan untuk melakukan perbaikan aspek aksesibilitas, aspek keselamatan, dan kualitas rumput. Untuk penggantian rumput, pemerintah mengalokasikan dana Rp6 miliar.

Pemerintah Sulit Putuskan Hal Prioritas

Terlihat kegamangan pemerintah dalam memutuskan kegiatan prioritas yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke dalam negeri. Termasuk agar wisatawan merogoh kocek yang besar sehingga berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat.

Pemerintah sulit memutuskan hal-hal prioritas yang harus dijalankan. Saat bersamaan, upaya pencitraan terus dilakukan demi meraih gengsi dan kepercayaan masyarakat.

Padahal, pembatalan AWBG 2023 oleh Bali sebagai tuan rumah, sangat berpotensi menggerus kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia. Khususnya dalam pelaksanaan kegiatan olahraga berskala internasional.

Kesempatan tidak datang dua kali. Semoga pemerintahan Presiden Jokowi mampu memutuskan secara cermat, efektif, dan efisien, seluruh kegiatan prioritas yang akan dijalankan.

Penulis: Drs. Yansen Huru Jutalo, M.Pd (Pengajar di Universitas Negeri Jakarta)
Editor : Raja H. Napitupulu/Nabila Tias Novrianda

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life