Semua generasi termasuk Generasi Z atau Gen Z harus melek investasi. Kenapa? Karena penting bagi keuangan masa depan.
Dengan menyisihkan sebagian dana untuk dikembangan melalui berbagai fitur dapat sebagai alat untuk memiliki kebebasan finansial di masa mendatang.
Gen Z yang baru mencoba berinvestasi tidak perlu takut menderita kerugian.
Mengapa Gen Z harus berinvestasi?
Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (19/7/2023), di Jakarta, kesadaran pentingnya berinvestasi merupakan hal positif bagi investor. Perkembangan sektor usaha dan keuangan secara umum.
Investor akan mendapat keuntungan dari dana yang diinvestasikan. Sedangkan bagi sektor usaha, akan tersedia modal sehingga bisnis berjalan dengan lancar dan dapat menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Generasi Z sebagai pribadi yang masih energik mempunyai banyak potensi untuk mendapatkan pemasukan. Di samping belum mempunyai banyak tanggungan, biaya hidup masih rendah dan bisa menyisihkan penghasilan untuk investasi.
Inilah lima alasan mengapa Gen Z harus berinvestasi karena:
Nilai aset akan tetap atau bahkan turun jika tidak dikembangkan. Namun apabila pandai mengelola, nilainya bisa naik secara signifikan. Bahkan tanpa mengelolanya secara langsung, pemilik bisa mendapat passive income yang signifikan.
Strateginya dengan membelikan produk keuangan yang menguntungkan. Produk tersebut akan memberikan profit meski pemilik tidak menggunakannya secara langsung sebagai modal usaha.
Cukup dengan menyerahkan kepada pihak yang bertanggung jawab, Gen Z tetap bisa bekerja atau mengelola bisnis lainnya.
Tidak ada yang bisa menjamin kepastian finansial di masa mendatang. Karena itu perlu menatanya dari sekarang. Karena itu sebaiknya Gen Z mulai mengurangi pengeluaran konsumtif dan berinvestasi.
Investasi dari dana yang sebelumnya untuk hal konsumtif bukan hanya mengamankan aset, namun dapat membuatnya terus bertambah dan berkembang.
Kesadaran untuk memulai berinvestasi harus dilakukan sejak mendapat uang. Meski berawal dari nominal kecil, namun jika konsisten akan terkumpul jumlah yang besar.
Setiap tahun inflasi terus terjadi. Tandanya adalah penurunan nilai tukar rupiah sehingga dengan jumlah yang sama hanya bisa mendapat produk terbatas.
Rata-rata besarnya inflasi 10% per tahun, bahkan bisa lebih besar. dengan pertambahan nilai aset diharapkan bisa menutup inflasi tersebut.
Banyak Gen Z maupun Gen lain yang mempunyai penghasilan besar tetapi sering kekurangan uang. Hal ini terjadi karena tidak mampu menggunakan uang secara disiplin. Dengan berinvestasi, penggunaannya akan lebih
Utang terasa enak saat menerimanya. Padahal tanpa disadari menggerus aset. Bunga yang dibayarkan setiap bulan jika dijumlahkan lumayan.
Sebaiknya jika ingin membeli barang, menabung terlebih dahulu sehingga uang milik sendiri mencukupi. Utang untuk konsumtif bisa menurunkan jumlah aset. Selain harga barang menurun sehingga nilai finansial berkurang. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Tim bulutangkis Indonesia berhasil menempatkan 10 wakilnya masuk ke partai 16 besar, pada Thailand Open…
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menegaskan, draft Rancangan Undang-Undang (RUU) Penyiaran tidak…
PEMBANGUNAN Tol Semarang - Demak sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) diharapkan dapat semakin…
KOPI Indonesia masih menjadi pusat perhatian di hari ketiga penyelenggaraan Melbourne International Coffee Expo (MICE)…
MENTERI Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengaku setuju Sitem Pemilu dilakukan redesigning atau desain ulang.…
UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ikut dalam pameran pendidikan bertajuk Go Global UTokyo Study Abroad…