Home » Manajemen TNWK Bantah Banyak Hewan Besar Mati Akibat Kebakaran Hutan

Manajemen TNWK Bantah Banyak Hewan Besar Mati Akibat Kebakaran Hutan

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Kebakaran hutan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Rabu (4/10/2023) sore. Foto: Suaralampung

ESENSI.TV - JAKARTA

Manajemen Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung membantah kebakaran hutan dan lahan (karhutlah) di wilayah itu menewaskan banyak satwa besar, seperti gajah, badak, dan rusa dan lainnya karena terpanggang api.

Namun, dia mengakui ada satwa lain yang mati akibat bencana itu, seperti burung, tringgiling dan ular karena hewam kecil ini pada umumnya tidak tanah terhadap panas. Titik api, jelasnya, masih terlihat di semak belukar pada lahan gambut Way Kambas.

“Kalau satwa besar seperti gajah, kebakaran hutan di Taman Nasional Way Kambas tidak ada yang mati. Hanya satwa kecil seperti burung, tringgiling, ular saja yang ditemukan terpanggang panas api,” kata Humas TNWK Sukatmoko, seperti dilansir dari Republika.co.id, Rabu (4/10/2023).

Bantahan ini disampaikannya mrespons  informasi yang beredar bahwa satwa di hutan TNWK banyak mati. Padahal, menurutnya,  satwa besar, ketika melihat titik api atau juga terasa panas sudah langsung lari menyelamatkan diri ke tempat yang aman.

Dia menjelaskan kebakaran  hutan dan lahan (karhutlah) di kawasan hutan TNWK terjadi sejak dua bulan terakhir. Luas lahan yang sudah hangus terbakar mencapai lebih dari 200 hektare. Sedangkan total luas hutan TNWK mencapai 125.621 ha.

Baca Juga  Hampir Rampung, Smelter Freeport Gresik Beroperasi Juni 2024

Lebih jauh, dia mengatakan lokasi kebakaran adalah lahan gambut yang sudah mengering akibat musim kemarau. Akar gambut yang meneybar, paparnya, menjadikan upaya pemadaman semakin sulit dilakukan.

Menurut dia, lahan hutan yang mayoritas hutan gambut terbakar terparah di wilayah Seksi III Kuala Penet, Desa Labuhan Ratu, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.

Lokasi Kebakaran Sulit Dijangkau

Lokasi tersebut, kata dia, sulit dijangkau dengan kendaraan mobil dan motor, sehingga petugas kesulitan memadamkan api dengan air yang dibawa hanya sedikit.

Balai TNWK mencatat, karhutla di kawasan Balai TNWK tahun 2023 ini terparah selama tiga tahun terakhir. Setiap tahun terjadi kebakaran hutan namun tidak meluas seperti sekarang sampai 200 ha.

Selain itu, tahun 2023 ini, kemarau panjang yang menyebabkan alang-alang dan tumbuhan liar mulai meninggi dan hijau kembali kering kerontang, dan rentan terhadap percikan api.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life