Permasalahan kesehatan mental terus meningkat seiring perkembangan era modern. Secara global, tren peningkatan masalah mental di populasi remaja cukup mengkhawatirkan. Tahun 2022, National University of Singapore melaporkan, satu dari tiga orang menderita beberapa jenis masalah kesehatan mental. Beberapa jenis masalah yang dialami, yaitu kecemasan, depresi, atau kesepian.
Associate Professor Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore, Eduardo Araral mengungkapkan beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Singapura mengatasi permasalahan mental di negaranya. Salah satunya, ia menyebut, saat ini pemerintah Singapura menjadikan masalah mental sebagai gangguan kesehatan yang serius.
“Our government officially made mental health as a serious health problem,” ujar Eduardo, dalam kelas politik Golkar Institute, Senin (28/8).
Layanan kesehatan Singapura menjadi salah satu yang paling efisien di dunia. Singapura telah memiliki sistem jaminan kesehatan mental. Pemerintah Singapura membuat Chronic Disease Management Programme untuk skizofrenia, gangguan depresi mayor, gangguan bipolar, dan bahkan kecemasan. Dikutip dari Adelphi, penduduk Singapura sudah bisa dengan mudah memaksimalkan kebutuhan kesehatan mental.
Lebih lanjut, Eduardo Araral juga menyampaikan, pemerintah Singapura berupaya untuk meminimalisir tekanan anak-anak muda di bidang pendidikan.
“Next, there’s no pressure on grades. It’s ok to have fun at first year of school or university. No need to think about high expectation,” jelasnya.
Eduardo menyebut, permasalahan kesehatan mental pada remaja umumnya disebabkan oleh ekspektasi yang berlebih dari orang-orang terdekat. Dikutip dari IFN Singapore, Child Mind Institute menghitung bahwa 17,1 juta anak muda mengalami gangguan kesehatan mental pada usia 18 tahun. Remaja banyak mengalami pengalaman baru yang biasanya dinilai cukup menantang. Dari hal tersebut, muncul gangguan pikiran yang berasal dari tekanan dan berakhir mengganggu mental remaja.
Di Indonesia sendiri, sebanyak 15,5 juta dari 2,45 juta remaja mengalami masalah mental. Gangguan mental paling banyak diderita oleh remaja adalah gangguan cemas, gabungan fobia sosial dan gangguan cemas menyeluruh.
Siswanto Agus Wilopo, peneliti utama Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), menyampaikan, baru 2,6% remaja dengan gangguan kesehatan mental yang menggunakan fasilitas kesehatan mental.
“Angka tersebut masih sangat kecil dibandingkan jumlah remaja yang sebenarnya membutuhkan bantuan dalam mengatasi permasalahan mental mereka,” ujar Siswanto, dikutip dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kementerian Kesehatan telah memberikan fasilitas layanan kesehatan jiwa melalui pusat panggilan atau Call Center 119 kanal 9 bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi ketika mengalami ketidaknyaman atau kecemasan. Selain itu, layanan telemedicine konsultasi kesehatan jiwa juga bisa diakses secara gratis melalui aplikasi Sehatpedia.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) juga menyediakan layanan kesehatan melalui laman resminya.
Penting bagi generasi muda dan orang di sekitarnya sadar akan pentingnya kesehatan mental. Pasalnya, generasi muda akan memegang peranan penting dalam pembangunan negara di masa mendatang.
Editor: Dimas Adi Putra
Salim Said adalah sosok yang unik. Di satu sisi, dia adalah seorang pengamat film yang…
Venus, tetangga terdekat Bumi dalam Tata Surya, adalah planet yang penuh dengan keajaiban dan kontradiksi…
SEJUMLAH perguruan tinggi negeri (PTN) secara tiba-tiba menaikkan uang kuliah tunggal (UKT). Tak heran belakangan…
Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia meminta setiap jemaah umrah asal Indonesia untuk mentaati kebijakan pemerintah…
Periode Januari hingga pertengahan Mei 2024, hampir 200 ribu warga Jakarta melakukan penggantian Nomor Induk…
EMBARKASI Surabaya akan memberangkatkan 106 kloter jamaah haji pada tahun 2024 dengan total 39.226 jemaah.…