Home » Pasca Proklamasi, Ini Upaya RI Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

Pasca Proklamasi, Ini Upaya RI Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

by Administrator Esensi
2 minutes read
Pertempuran Medan Area Setelah Kemerdekaan

ESENSI.TV - JAKARTA

Pembacaan proklamasi yang dibacakan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 oleh Soekarno merupakan bukti dan tanda bahwa Indonesia telah merdeka. Tidak ada lagi penjajahan menjadi salah satu alasan bahwa Indonesia pantas merdeka.

Namun, kemerdekaan Indonesia ini masih menyebabkan pro-kontra oleh pihak luar. Seperti misalnya Belanda. Mereka belum bisa menerima bahwa Indonesia sudah merdeka dan berusaha mencari cara agar bisa kembali menduduki Indonesia.

Mendengar hal ini, Indonesia terus berjuang melawan penjajah agar kemerdekaan yang telah disuarakan tidak sia-sia. Mereka ingin membuktikan bahwa proklamasi kemerdekaan merupakan titik awal mereka untuk memperjuangkan hak rakyat Indonesia.

Beberapa bulan setelah merdeka, Indonesia masih berperang melawan Inggris dan juga Belanda. Belanda membonceng NICA (Netherlands Indies Civil Administration) untuk kembali merebut Indonesia ke tangannya.

Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Berbagai perlawanan fisik dan perlawanan diplomasi dihadapi dengan tegas dan tidak luntur semangat. Beberapa pertempuran pun terjadi di kota-kota NKRI. Pahlawan nasional pun turun tangan untuk menyelesaikan pertempuran ini.

The Battle of Surabaya

Peristiwa ini mengawali pertempuran Indonesia pasca proklamasi. Peristiwa heroik ini terjadi pada tanggal 10 November 1945. Mulanya, Komandan Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) berniat untuk melucuti senjata Jepang, membebaskan sekutu dari tawanan Jepang, dan mempertahankan keadaan yang terjadi di Indonesia.

Kemudian, Inggris dan Belanda membuat kesepakatan untuk kembali menguasai Indonesia. Tanggal 25 Oktober 1945, Brigadir Jenderal Aubertin Walter Southern Mallaby atau yang kita kenal dengan sebutan Brigjen A. W. S. Mallaby mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak. Terjadilah pertempuran yang tiga hari setelahnya yang menyebabkan Birigjen A. W. S. Mallaby tewas.

Sekutu pun mengultimatum Indonesia dan akan menyerang Surabaya jika ultimatum tidak dipenuhi. Tidak peduli dengan ultimatum, rakyat Indonesia justru menolak ultimatum tersebut Bung Tomo adalah salah satu pahlawan yang andil dalam peperangan ini untuk membakar semangat tempur arek-arek Suroboyo. 10 November menjadi peristiwa bersejarah dan kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Palagan Ambarawa

Di Jawa Tengah, pertempuran Ambarawa pun terjadi mulai tanggal  26 Oktober-15 Desember 1945. Sekutu dan NICA mulai mempersenjatai tawanan perang Belanda di Ambarawa dan Magelang. Hal ini menyebabkan penduduk setempat murka dan terjadilah peperangan.

Baca Juga  Sah Jadi Menteri ATR, Jokowi Minta AHY Selesaikan Sertifikat Tanah Elektronik

20 November 1945, Ambarawa pecah dengan pertempuran rakyat dengan pasukan Inggris. Melewati berbagai pertempuran tersebut, akhirnya pasukan TKR atau rakyat mengepung Inggris dalam waktu 1,5 jam. Ambarawa berhasil dikepung selama empat hari empat malam. Akhirnya Inggris menyerah dan meninggalkan kota Ambarawa.

Meskipun Ambarawa berhasil dipertahankan, Letnan Kolonel Isdiman yang merupakan perwira TKR gugur dalam pertempuran tersebut.

Peristiwa Medan Area

Brigjen T.E.D Kelly memimpin tentara sekutu untuk menyerang kota Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Rakyat Medan tidak tinggal diam dan terus mengusir sekutu. Ahmad Tahir memimpin pertempuran tersebut dan melumpuhkan 100 sekutu asal Belanda tersebut.

Tanggal 10 Desember 1945, rakyat Medan kembali terlibat dalam peperangan karena menolak aturan Belanda yang tidak mengizinkan rakyat untuk membawa senjata saat berperang.

Sekutu dan NICA pun menduduki kota Medan pada April 1946 karena pemerintah Medan menyingkir ke Pematang Siantar. Tidak lengah, TKR terus dibentuk untuk kembali menyerang sekutu dengan sebutan Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.

Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 24 Maret 1946. Sekutu meminta rakyat untuk mengosongkan kota Bandung.

Peringatan tersebut tidak membuat rakyat Bandung melemah. Pecahlah pertempuran antara warga Bandung dan sekutu. Namun akhirnya mematuhi perintah Pemimpin Indonesia di Jakarta dengan berat hati untuk meninggalkan Bandung.

Tidak hanya meninggalkan Bandung, mereka membakar gedung-gedung penting yang ada di Bandung, khususnya Bandung Selatan. Hal ini dilakukan agar sekutu tidak bisa menggunakan gedung tersebut. Peristiwa inilah yang dijuluki sebagai Bandung Lautan Api.

Berbagai pertempuran terus terjadi di Indonesia meskipun telah merdeka. Namun, rakyat Indonesia tetap teguh pendirian dan memperjuangkan hak mereka atas kemerdekaan yang telah disuarakan melalui proklamasi hingga saat ini.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life