Ekonomi

Pembangunan PLT EBT Semakin Masif, Tarif Listrik Kian Kompetitif

Realisasi kapasitas terpasang energi baru terbarukan ( EBT) mencapai 12.557 Megawatt (MW). Jumlah ini melebihi target dari yang ditetapkan sebeluknya sebesar 12.529 MW.

Dari jumlah tersebut, 8.680 MW merupakan PLT EBT ongrid atau tersambung dengan jaringan listrik PLN. Sedangkan selebihnya atau 3.877 MW adalah PLT EBT offgrid.

“Sepanjang tahun 2022, sebanyak 223 MW PLT EBT telah mencapai Commercial Operation Date (COD) atau beroperasi secara komersial,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana.

Dalam keterangan tertulisnya yang dikutip, Kamis (2/2/2023),  Dadan mengatakan, di tahun 2022 ada 223 MW PLT EBT yang COD, yang beroperasi.

Di antaranya 62,8 MW dari PLTP Sorik Marapi Unit 3, kemudian 2,6 MW PLT Biomassa PTPN IV. Kemudian 11,4 MW dari PLTM Madong, dan 1,3 MW dari PLTS Selayar.

Dadan menyampaikan, 12.557 MW kapasitas terpasang EBT di 2022 terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW. PLTS 271,6 MW, PLT Bioenergi 3.086,6 MW,  PLT Panas Bumi 2.355,4 MW dan PLT Air 6.688,9 MW.

Sementara di tahun 2023, proyeksi kapasitas pembangkit mencapai 12.925 MW.

Terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLT Surya 432,6 MW, PLT Bioenergi 3.144,8 MW, PLT Panas Bumi 2.368,4 MW dan PLT Air 6.852,2 MW.

Tarif Kompetitif

Pembangunan PLT EBT yang semakin masif, menurut Dadan akan mendorong tarif listrik EBT semakin kompetitif.

“Kita sudah sama-sama mendengar sudah ada project PLTB baru di Kabupaten Tanah Laut sebesar 70 MW, dengan tarif yang sangat kompetitif,” ujar Dadan.

Dadan menilai agar ini menjadi salah satu pendorong dan juga menghilangkan stigma bahwa EBT itu mahal.

Selain rencana pembangunan PLTB Tanah Laut, PLTS di Bali Barat dan Bali Timur dengan kapasitas masing-masing 2×2,5 MW juga akan memiliki tarif yang kompetitif. Yaitu sekitar USD 5,6-5,7 sen/kWh.

“PLTS Cirata juga angkanya seperti itu. Kemudian PLTA Saguling malah di bawah USD 4 sen/kWh. Kita lihat juga yang tadi saya sampaikan, di Tanah Laut USD 5,5 sen/kWh,” jelasnya.

“Jadi ke depan memang kalau ada project yang produksinya bagus, bisa dieksekusi dengan baik ya akan mendapatkan tarif yang semakin kompetitif,” pungkas Dadan. *

Editor: Junita Ariani

Junita Ariani

Recent Posts

Nadiem Batalkan Kenaikan UKT, Akar Masalah Pendidikan Mahal di Indonesia Belum Selesai

KETUA Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HMIP) Universitas Indonesia Muhammad Rihandi menegaskan persoalan biaya pendidikan tinggi…

27 mins ago

Perkembangan Terkini Traktat Pandemi dan Amandemen Aturan Kesehatan Internasional

Jurnal kesehatan internasional Nature 21 Mei 2024 menurunkan artikel berjudul “A global pandemic treaty is…

2 hours ago

Netizen Pertanyakan Maksud Pemerintah Potong Upah Pekerja 3% untuk Tapera

Dunia maya kembali diramaikan dengan kebijakan baru pemerintah soal potongan tambahan dari pekerja untuk Tabungan…

3 hours ago

KADIN: Konsep Pentahelix Tepat untuk Budidaya Perikanan Berkelanjutan

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendorong pemerintah menerapkan konsep Pentahelix dalam upaya budidaya perikanan…

3 hours ago

Kemenangan Tim Garuda, Redbull Campus Clutch

Tim Garuda Indonesia mencatat sejarah baru dengan memenangkan turnamen Red Bull Campus Clutch 2023 di…

5 hours ago

Cerita Nikita Nur Hijriyati, Penyandang Disabilitas Sukses Wisuda di UGM Yogyakarta

NIKITA Nur Hijriyati penyandang disabilitas Hard of Hearing dan minor cerebral palsy punya semangat baja.…

13 hours ago