Humaniora

Pengaruh Kemiskinan terhadap Tingkat Tindak Kriminal

Kemiskinan sebagai Salah Satu Penyebab Timbulnya Tindak Kejahatan

Masalah kemiskinan hingga saat ini masih kian marak dan telah menjadi issu global yang belum dapat diketahui kapan akan berakhir. Artinya, kemiskinan tidak hanya menjadi masalah pokok yang terjadi dibelahan dunia ketiga, melainkan masih menjadi persoalan di negara maju.

Hampir di semua negara berkembang, hanya sebagian penduduknya yang dapat memaknai dan menikmati hasil pembangunan, sisanya mayoritas penduduk tersebut hidup miskin (Nasrullah Jamaludin, 2015: 231).

Masalah kemiskinan dapat dipahami dari gambaran tentang kurangannya materi (memenuhi ekonomi), tentang kebutuhan sosial, ketergantungan sosial dan tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan seseorang.

Kemiskinan merupakan suatu permasalahan sosial yang selalu ada hampir di semua penjuru wilayah, negara bahkan dunia sepanjang berjalannya kehidupan manusia.

Masyarakat menjadi miskin bukan hanya karena kekurangan sumber pangan saja tetapi miskin dalam bentuk sandang dan papan, seperti minimnya 37 kemudahan dalam mendapatkan fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan dan mendapatkan berbagai kemudahan-kemudahan lainnya yang seharusnya tersedia dan terpenuhi untuk menjalankan setiap sisi kehidupannya terutama kemudahan dalam memiliki tempat tinggal yang layak huni.

Masalah kemiskinan tidak hanya dapat dipelajari dari segi ekonomi semata, melainkan dari segi sosial, psikologi dan politik pula (Nasrullah Jamaludin, 2015: 232-233).

Aspek ekonomi mislanya tampak dari kurang atau terbatasnya kepemilikan alat-alat produksi, upah atau gaji yang didapat rendah, dan kurangnya keterampilan sehingga tidak dapat mengatasi peluang yang ada dan tersedia, sehingga mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sampai batas layak.

Sementara dari segi aspek sosial misalnya karena kurangnya interaksi dan sosialisasi dalam hal informasi, tidak terintegrasikannya warga miskin kedalam institusi sosial yang ada, serta terinternalisasikannya budaya kemiskinan yang merusak kualitas manusia serta etos kerja.

Selain itu juga disebabkan karena kurangnya modal sosial yang dimiliki oleh seseorang, sehingga menyebabkan mereka kekurangan kepercayaan dari orang lain serta link atau kepemilikan jaringan yang terbatas.

Adapun aspek psikologi yang menyebabkan kemiskinan diantaranya akibat rendah diri, fatalisme (percaya diri), malas dan merasa terisolir. Disisi lain, aspek politik berkaitan dengan tinggi rendahnya akses dalam berbagai kesempatan dalam berpolitik, diskriminatif, serta tidak dapat mengeluarkan aspirasi serta pendapat dalam pengambilan keputusan.

Dimensi politik yang sering muncul dalam bentuk tidak adanya wadah organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin sehingga mereka tersingkir dari proses dari proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri mereka.

Kemiskinan dapat berakibat buruk bagi kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan mata rantai kemiskinan dapat memicu dan menyebabkan timbulnya masalah lain, seperti pengangguran, kelaparan, kebodohan, tindak kriminalitas (pencurian, perampokan, pembunuhan, pencopetan, dan lain JISPO, Vol 8 No 2 Edisi: Januari-Juni Tahun 2018 38 sebagainya) dan lainnya.

Oleh karena itu, untuk mengurangi masalah tersebut, tidak sedikit masyarakat menyelesaikannya dengan cara yang bertolak dari norma yang berlaku, yaitu dengan cara tindak kriminalitas.

Mengenai penyebab kemiskinan itu sendiri, menurut Hugo dalam disertasi Wardi Bachtiar mengatakan bahwa bertambahnya penduduk desa menimbulkan kemiskinan dan mendorong terjadinya migrasi.

Migrasi ini tentunya akan menyebabkan kepadatan penduduk yang tidak merata dan tidak teratur, akibatnya terjadilah kemiskinan di perkotaan.

Tidak lain kemiskinan itu sendiri diakibatkan oleh penduduk desa yang tidak memiliki keterampilan dan pendidikan serta modal usaha diperkotaan.

Jika saja mereka memiliki keahlian dan keterampilan yang mumupuni atau setidaknya memiliki modal untuk usaha kemiskinan tidak akan terjadi.

Adanya kesenjangan sosial ekomomi sangat berhubungan dengan tidakan yang dilakukan oleh para individu di luar batas keharusan dan kewajaran, sehingga tindak kriminalitas marak terjadi dimana-mana tanpa bisa dielakan.

Sebagaimana menurut Kartini Kartono (2003, 145-143) bahwa tindak kriminalitas itu dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor biologis, sosiologis, ekonomis, mental (agama, bacaan, harian-harian, film), fisik (keadaan iklim), dan pribadi (umur, ras, nasionalitas, perang dan lain sebagainya).

Masalah kemiskinan dan tindak kriminalitas merupakan dua konsep masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan bahkan permasalahan ini sampai saat ini masih sulit dipecahkan.

Kemiskinan mempunyai dampak yang teramat sangat besar terhadap peluang terjadinya tindak kriminalitas. Dimana terdapat kohesi antara tingginya angka kemiskinan menyebabkan tinggi pula angka tindak kriminalitas.

Hal ini disebabkan karena semakin tidak terpenuhinya kebutuhan manusia, maka semakin menghalalkan segala cara seorang manusia untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

Misalnya, demi mendapakan uang atau untuk 39 memberikan makan keluarganya, seorang individu memberanikan diri untuk mencuri, merampok, menjambret, atau mungkin membunuh individu lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Terkadang, tindakan pertama individu tersebut secara tidak langsung akan menyebabkan ketagihan, sehingga membuatnya ingin dan ingin melakukan tindakan tersebut kembali.

Apalagi jika tindakan pertamanya sukses dan tidak mendapat masalah atau hambatan. Bahkan sebagian dari mereka menganggap bahwa tindakan atau perbuatan yang mereka lakukan adalah sebagaian dari profesi untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.

Perkembangan masyarakat yang semakin maju menyebabkan kejahatan pun ikut mengalami perubahan, baik pada sisi bentuk maupun modusnya.

Sehingga sampai saat ini masih sangat sulit bagi suatu Negara untuk meghilangkan tingkat kejahatan atau kriminalitas secara total. Masalah kemiskinan dan tindak kriminalitas memang sangat penting untuk diteliti.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Aristoteles bahwa kemiskinan menimbulkan kejahatan atau lebih jauh tindakan kriminal. Tindak kriminalitas ada dan terus mengikuti perubahan zaman.

Tingkat kriminalitas di Negara kita cukup tinggi sehingga diperlukan adanya solusi untuk menanggulangi angka kriminalitas tersebut, yang salah satunya dengan memperhatikan faktor penyebab terjadinya, sehingga faktor tersebut dapat dipahami atau bahkan mungkin diminimalisir.

 

 

Editor: Farahdama A.P/Addinda Zen

Lyta Permatasari

Recent Posts

Sistem Contraflow Jalan Raya

Contraflow di jalan tol adalah sistem pengaturan lalu lintas di mana satu jalur dari arah…

2 hours ago

Apa yang Kamu Harus Tau dari Hari Waisak?

Hari Waisak adalah hari raya penting bagi umat Buddha di seluruh dunia. Hari ini memperingati…

4 hours ago

Ingin Diterima Kerja di Perusahaan? Anda Harus Punya Lima Kriteria Ini

DIREKTUR Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga sekaligus bagian dari Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada…

10 hours ago

Ketika Jusuf Kalla dan Para Rektor Mengenang Salim Said

WAKIL Presiden ke-10 dan ke-12 RI, HM. Jusuf Kalla (JK) menilai Prof. Salim Said memiliki…

11 hours ago

Sedan Listrik Neta GT dan S asal China Tiba di Indonesia, Ini Spesifikasinya

PRODUSEN mobil listrik asal China, Neta, memajang dua sedan listrik, GT dan S, di lokasi…

12 hours ago

Norwegia, Spanyol, dan Irlandia Resmi Akui Palestina Negara Merdeka

TIGA negara Eropa masing-masing Norwegia, Spanyol dan Irlandia secara resmi mengakui negara Palestina yang merdeka.…

13 hours ago