Home » Perang Dingin Baru, Prof. Kishore: China Overtake the World’s Number One Power

Perang Dingin Baru, Prof. Kishore: China Overtake the World’s Number One Power

by Addinda Zen
2 minutes read
Perang Dingin Geopolitik Cina

ESENSI.TV - JAKARTA

Kondisi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik menjadi salah satu agenda utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023. Sejalan dengan hal ini, Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Cina disebut-sebut akan berperan besar dalam masa depan geopolitik dunia. Perang Dingin antara keduanya mengambil perhatian petinggi dunia untuk ikut berperan.

Meski begitu, baru-baru ini Perdana Menteri Cina, Li Qiang mengingatkan agar para pemimpin menghindari ‘Perang Dingin Baru’. Hal ini berkaitan dengan upaya penanganan konflik antar negara. Dikutip dari Reuters, Li Qiang menyebut, para pemimpin negara perlu menghindari sikap memihak dan sikap konfrontasi lainnya.

“Saat ini, sangat penting untuk menentang sikap memihak, memblokir konfrontasi, dan Perang Dingin baru,” ujar Li Qiang saat menghadiri KTT ASEAN, Rabu (6/9).

Rangkaian KTT ASEAN ke-43 sendiri mengusung tema ‘ASEAN Matters Epicentrum of Growth’ dan digelar mulai 5-7 September 2023. KTT ini dihadiri oleh pemimpin negara serta perwakilan dari 10 negara anggota ASEAN dan mitra ASEAN.

New Cold War: Cina vs Amerika Serikat

Terkait Perang Dingin antara Cina dan Amerika Serikat, Peneliti Asia ternama dari National University of Singapore, Prof. Kishore Mahbubani menyebut, Cina berpotensi mengambil alih posisi Amerika Serikat menjadi negara paling berkuasa. Hal ini disampaikan dalam acara seminar yang diadakan Golkar Institute, Rabu (6/9).

China is about to overtake the world’s number one power, which today is United States of America the world’s number one power always pushes down,” ujar Prof. Kishore.

Baca Juga  Antisipasi Dampak Konflik Timur Tengah, OJK: Fundamental Perekonomian Indonesia Terjaga Baik

Seminar dengan tema ‘Current Geopolitical Conditions and Where the World is Headed’ ini menghadirkan Prof. Kishore Mahbubani sebagai narasumber utama. Dalam seminar, Prof. Kishore menyampaikan beberapa pendapatnya mengenai persaingan antara Cina dan Amerika Serikat serta dampaknya terhadap dunia maupun ASEAN.

Amerika Serikat sendiri telah menyuarakan seruan untuk wilayah ASEAN terkait kawasan Laut Cina Selatan. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebut, agenda KTT ASEAN minggu ini berfokus pada penyelenggaraan diskusi dengan Cina terkait kode etik jalur air Laut Cina Selatan.

Sejumlah negara ASEAN sendiri memiliki hubungan diplomatik, bisnis, dan militer yang kuat dengan Cina. Tentu saja, kondisi ini juga menjadi ancaman bagi Amerika Serikat.

Lebih lanjut, Prof. Kishore juga menyampaikan, menurutnya, Amerika Serikat memiliki maksimal 10 tahun untuk mencegah Cina menguasai ekonomi dunia.

United States has only about 10 years to stop China because the United States knows that if it doesn’t stop China and if China becomes the number one economy in the world and everything changes and so there’s a sense of desperation in Washington DC,” jelasnya.

Prof. Kishore juga menyampaikan, ASEAN dan dunia akan terkena dampak dari persaingan kekuasaan ini. Negara-negara akan ditekankan untuk memihak.

Seminar Golkar Institute turut dihadiri beberapa elit partai Golkar, seperti Rizal Mallarangeng, Ace Hasan Syadzily, Lodewijk Freidrich Paulus, dan pejabat publik lainnya.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life