Prakira

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi 4,15% Kuartal IV 2022

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan di sekitar 4,15 persen hingga 4,61 persen selama kuartal keempat tahun 2022.

“Indonesia mungkin tidak akan tumbuh di atas 5% Triwulan VI 2002,” jelas Teuku Riefky, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Jumat (3/2/2012).

Dalam Kajian Indonesia Economic Outlook 2023 berjudul No Time for Complacency, dia menyebutkan Indonesia akan tumbuh 4,51 persen.

Sementara itu, untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diprediksi akan mencapai 5,19 persen atau kisaran estimasi 5,18 persen hingga 5,20 persen.

Teuku Riefky mengatakan Indonesia telah berhasil tumbuh sebesar 5,72% selama triwulan ketiga 2022 dari periode yang sama tahun 2021.

Angka ini merupakan level tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir dan naik tiga kuartal secara berturut-turut dengan tingkat pertumbuhan di atas ekspektasi.

Pertumbuhan Ekonomi Ditopang Konsumsi

Pertumbuhan terutama ditopang oleh kuatnya permintaan dan aktivitas produksi karena Indonesia berhasil menyalurkan windfall profit komoditas.

Adapun Kebijakan ini dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan anggaran dan menunda kenaikan harga BBM.

Pertumbuhan yang relatif rendah pada periode yang sama tahun sebelumnya juga berkontribusi mencetak angka pertumbuhan melampaui perkiraan.

Adapun sektor yang menjadi penyumbang terbesar terhadap PDB dan mencatatkan peningkatan pertumbuhan yang signifikan adalah industri manufaktur.

Pertumbuhan industri manufaktur naik dari 4,01 persen yoy selama Triwulan II 2022 menjadi 4,83 persen yoy selama Triwulan III 2022.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan investasi berperan penting mendorong pertumbuhan ekonomi masing-masing naik 5,39 persen dan 4,96 persen.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi atau PDB Kuartal IV 2022 Senin tanggal 6 Februari.

Di sisi lain, Teuku mengatakan Indonesia juga menghadapi ancaman tingginya tingkat harga dengan inflasi umum yang masih berlanjut.

Oleh karena itu, inflasi masih lebih tinggi dari kisaran target Bank Indonesia, yaitu 3 persen plus minus satu persen, dipicu lonjakan harga komoditas.

Namun demikian, tekanan inflasi pada tahun 2022 lebih rendah dari prakiraan awal dan masih relatif terjaga.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Erna Sari Ulina Girsang

Share
Published by
Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Esensi Naik Haji Yang Gen Z Harus Tahu

Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1445 H/2024 M telah diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Pemberangkatan perdana…

59 mins ago

– “GALODO” Lahar Hujan Marapi-

Aku pandang sejauh mata memandang, melihat awan menutup bukit di ufuk Barat, menyibak tirai jendela…

1 hour ago

Paradigma Ketakterhinggaan: Relevansi dan Kontribusi Simbol Takhingga pada Dunia Sastra

  Istilah "Paradigma Tak Terbatas" atau (Paradigm of Infinity) tidak umum digunakan.  Kemungkinan besar ini…

2 hours ago

Ini Pesan KGPAA Paku Alam X kepada Calon Jemaah Haji Yogyakarta

WAKIL Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X mengingatkan para calon jemaah haji tentang pentingnya menjaga…

11 hours ago

Gunung Slamet Naik Level Waspada, Semua Pos Pendakian Resmi Ditutup

SEMUA jalur pendakian di Gunung Slamet resmi ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal…

16 hours ago

RI Dorong PBB Berikan Hak Istimewa Untuk Palestina

Pemerintah Indonesia mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan hak istimewa kepada Palestina. Hal itu merupakan…

17 hours ago