Categories: Humaniora

Petisi Kembalikan Work From Home Ditandatangani Lebih Dari 9.000 Orang

Petisi Kembalikan Work from Home (WFH) yang dimulai Riwaty Sidabutar di Change.org sudah mendapatkan dukungan 9.329 pada pukul 22.00 WIB, Selasa (3/01/2023). Dengan 10.000 tanda tangan, petisi ini akan lebih mungkin direspon oleh pembuat keputusan.

Riwaty mengatakan dua tahun bekerja ketika harus ke kantor lagi rasanya malah bikin tambah stress. Belum lagi kalau hujan, jelasnya, bisa-bisa terjebak kemacetan lama sekali, satu jam bahkan menggunakan sepeda motor.

“Jarak rumah dengan kantor kebanyakan orang tak jauh berbeda dengan saya. Saya, misalnya, harus menempuh 20 kilometer buat ke kantor yang berarti setiap hari untuk pulang pergi harus saya tempuh 40 km,” tulisnya dalam narasi petisi.

Work from Office (WFO), menurutnya, belum tentu membuat lebih produktif karena lamanya perjalanan. Dia mengaku malah lebih lelah dan hasil pekerjaan tidak sebagus ketika dia bekerja dari rumah. Di rumah, dia merasa lebih percaya diri, lebih aman dan juga merasa lebih nyaman.

“Oleh karena itu, saya ingin meminta agar aturan wajib WFO 100% dikaji kembali. Sebagai pekerja, ada baiknya jika kita juga diberikan pilihan untuk dapat kerja dari rumah. Beberapa negara, seperti Belanda sudah melakukannya. Saya yakin, Indonesia juga bisa,” tambahnya.

Dia meyakini dengan adanya aturan WFH dari Pemerintah, kantor-kantor akan dapat lebih fleksibel sehingga pekerja-pekerja pun bisa lebih nyaman.

Petisi dibuat dua bulan lalu, tetapi tampaknya mendapatkan dukungan pada pekan ini, setelah Pemerintah mencabut PPKM.

“WFH sudah terbukti efektif di banyak perusahaan. Semua pekerjaan dapat tertangani dengan baik meskipun dengan sistem WFH,” tulis Vici Vici.

“Saya pun merasakan efektifitas & kecepatan proses di bidang Finance menjadi meningkat serta menjadi sgt efisien bagi Perusahaan dpt mengurangi kegiatan “mengada2”,” kata Taufik Hidayatullah.

“Saya yakin dgn WFH produktifitas tetap terjaga dan meminimalkan inefisiensi dlm waktu, energy yg bikin polusi, dll,” tambah Okty Damayanti

“Hybrid lebih efektif buat semua, space kantor bisa lebih efisien, waktu tidak habis di jalan, produktif dengan tetap bisa memperhatikan keluarga,” lanjut Pebri Listiyani.

“Wfo dah ketinggalan jaman. WFH is the future” tulis Shaddam Hasan.

“Untuk beberapa tipe pekerjaan, WFH lebih produktif ketimbang ke kantor yang harus berjuang menghadapi kemacetan. Disamping mengurangi kemacetan, polusi dan penggunaan energi,” jelas Nishio Ambarita menyambut.*

 

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Meski Banyak Uang, Orang Kaya tetap punya Hutang

Meskipun memiliki banyak uang, orang kaya seringkali juga memiliki utang. Fenomena ini sebenarnya cukup umum…

55 mins ago

Persiapan Menyambut Idul Adha: Panduan bagi Umat Muslim

Idul Adha adalah salah satu hari besar dalam Islam yang penuh dengan makna dan keberkahan.…

13 hours ago

Sambut Idul Adha. Persiapkan Kurban Terbaik-mu!

Salah satu ibadah utama pada Idul Adha adalah menyembelih hewan kurban. Tentu saja menjadi hewan…

14 hours ago

Survei: 50% Pasangan yang Berpisah, Kembali Bersama

Studi terbaru mengungkapkan bahwa 50% pasangan yang berpisah akhirnya memutuskan untuk kembali bersama. Temuan ini…

15 hours ago

UGM Ajak Kampus Lain Kolaborasi Tangani Sampah di DIY

Universitas Gadjah Mada (UGM) mengajak kampus-kampus lain di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk berkolaborasi menangani…

16 hours ago

Request Polri Tambahan Dana Rp. 60,64T

Polri telah mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 60,64 triliun untuk tahun 2025. Permintaan ini disampaikan…

17 hours ago