Berita

Satu Desa di NTT Diisolasi Kasus Rabies, Simak Cara Mencegahnya

Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi   Nusa Tenggara Timur  (NTT), menutup atau mengisolasi Desa Fenun, di Kecamatan Amanatun Selatan yang menjadi lokasi awal munculnya kasus rabies di Pulau Timor.

“Kami sudah blok desa itu sehingga tidak ada lagi hewan (anjing, kera, dan kucing) yang masuk dan keluar,” kata Bupati TTS Egusem Pieter Tahun ketika dihubungi melalui pesan singkat, seperti dikutip dari Antara, Senin (30/5).

Laporan Hasil Uji Lab

Dia mengatakan kejadian tersebut terjadi pada pekan lalu, dan baru ketahuan usai adanya laporan masuk soal hasil uji lab Balai Besar Veteriner Denpasar Bali. Dia mengatakan akibat kejadian tersebut sebanyak 10 orang menjadi korban gigitan anjing rabies. Dari 10 orang tersebut seorang korban dinyatakan meninggal dunia.

Sementara sembilan orang lagi belum diterima informasi lebih lanjut soal kondisi terakhir para korban tersebut.
“Saya. masih menunggu informasi atau laporan dari petugas yang mendata di lapangan,” kata dia.

Lebih lanjut, ujar dia, usai ditutup desa tersebut, sejumlah anjing akan segera divaksinasi untuk mencegah penyebaran wabah rabies tersebut. Kepala Karantina Pertanian Kupang Yulius Umbu mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang berada di So’e ibu Kota Kabupaten TTS untuk mendata dan mengecek langsung kasus tersebut.

Dia pun mengaku heran, mengapa rabies bisa muncul di Pulau Timor khususnya di Desa Fenun yang jauh dari perkotaan dan merupakan desa pedalaman.
“Kami masih mencari tahu dari mana virus itu masuk,” ucap dia.

Pertolongan Pertama Rabies

Berikut pertolongan pertama rabies yang bisa dilakukan:
1. Cuci luka
Cuci ekstensif dengan air dan sabun selama minimal 15 menit dan perawatan lokal luka sesegera mungkin setelah dugaan paparan.
Virus rabies merupakan virus yang terdiri dari RNA rantai tunggal dan dilapisi oleh envelope berupa lemak serta dapat dibunuh dengan sabun atau detergen.

2. Bawa ke Rumah Sakit dan Lakukan Vaksinasi Rabies
Rangkaian vaksin rabies yang manjur dan efektif yang memenuhi standar WHO.

3. Pemberian Imunoglobulin
Pemberian imunoglobulin rabies atau antibodi monoklonal ke dalam luka, jika diindikasikan oleh tenaga medis. WHO merekomendasikan pemberian vaksin rabies secara intradermal (suntik) jika kontak dengan hewan rabiesnya parah. Ini dilakukan sebagai pertolongan pertama rabies.

 

Editor :  Raja H. Napitupulu / Firda Nursyafira

Administrator Esensi

Recent Posts

Kejagung Tetapkan Enam Mantan GM PT Antam Tersangka Pemalsuan Emas 109 Ton

KEJAKSAAN Agung (Kejagung) menetapkan 6 mantan General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia…

10 mins ago

Gelombang Panas Serang Asia Selatan, Suhu di India dan Pakistan Tembus 50 Derajat Celcius

GELOMBANG panas masih menyerang Asia Selatan. Di New Dehli Ibu Kota India pada Selasa, suhu…

38 mins ago

Pemerintah Kucurkan Rp 569 Triliun untuk Antisipasi Perubahan Iklim

PEMERINTAH melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjelaskan secara kumulatif realisasi belanja aksi perubahan iklim pemerintah pusat…

1 hour ago

Dukung Pemerintah, UGM Sepakat Tidak Menaikkan UKT

UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) mendukung kebijakan pemerintah untuk membatalkan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk…

2 hours ago

Pengembalian Uang Pembatalan Tiket KA Maksimal 7 Hari Mulai 1 Juni 2024

PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan kebijakan baru mengenai waktu pengembalian dana pembatalan tiket kereta…

2 hours ago

Waduh… Gaji Pekerja di Indonesia Dipotong 6 Kali?

Para pekerja di Indonesia agaknya harus tetap bersabar dalam merespon kebijakan pemerintah yang akan menambah…

3 hours ago