Sebuah studi oleh Health Collaborative Center (HCC) mengungkapkan bahwa empat dari sepuluh warga Jabodetabek mengalami kesepian.
Penelitian ini melibatkan 1.229 responden dan menunjukkan bahwa 44% mengalami kesepian derajat sedang dan 6% mengalami kesepian derajat berat. Mayoritas yang merasa kesepian adalah perantau, berusia di bawah 40 tahun, belum menikah, dan berjenis kelamin perempuan.
Kesepian dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ketidaksesuaian dengan lingkungan sekitar, baik di tempat tinggal maupun di tempat kerja, menjadi salah satu faktor utama.
Hobi yang berbeda dengan orang-orang di sekitar juga berkontribusi terhadap tingkat kesepian yang lebih tinggi. Selain itu, perasaan minder dan ketidakdekatannya dengan orang lain semakin memperparah kondisi ini.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya penanganan dini terhadap gejala kesepian. Pemeriksaan psikologi, baik secara online maupun langsung, sangat dianjurkan bagi mereka yang merasakan gejala kesepian.
Ada banyak platform dan situs yang menyediakan tes psikologi online yang terverifikasi, seperti dari Universitas Indonesia. Jika hasil tes menunjukkan tingkat kesepian yang sedang atau tinggi, berkonsultasi dengan psikolog adalah langkah yang direkomendasikan.
Pengaruhi Kesehatan Mental
Fenomena kesepian ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan menyediakan dukungan yang memadai bagi mereka yang membutuhkan.
Upaya untuk mengatasi kesepian harus mencakup pendekatan holistik yang melibatkan komunitas, keluarga, dan individu. Program-program sosial yang mendorong interaksi antarwarga, seperti kegiatan komunitas atau klub hobi, bisa membantu mengurangi perasaan terisolasi.
Pendidikan tentang pentingnya kesehatan mental juga perlu ditingkatkan di berbagai lapisan masyarakat.
Selain itu, penggunaan teknologi harus diimbangi dengan interaksi langsung yang sehat. Meskipun media sosial memudahkan komunikasi, interaksi tatap muka tetap penting untuk membangun hubungan yang lebih mendalam.
Dengan upaya bersama dari semua pihak, masalah kesepian di Jabodetabek bisa dikurangi, meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial masyarakat secara keseluruhan.