Peristiwa Reformasi 1998

Reformasi adalah era yang paling pedih saat itu. Dimulai pada tahun 1998 dengan peristiwa jatuhnya kepemimpinan Presiden Soeharto. Beliau mengundurkan diri menjadi orang nomor satu di Indonesia pada 21 Mei 1998.

Periode reformasi didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Menandai pengunduran dirinya, digantikanlah oleh wakil presidennya saat itu yaitu B.J. Habibie. Selama terjadinya periode ini, terdapat isu-isu yang dijadikan dorongan untuk menerapkan demokrasi dan pemerintah sipil yang lebih kuat.

Selain itu, elemen militer pun mencoba untuk mempertahankan pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan masyaraka umum, serta tuntutan otonomi daerah yang lebih besar.

Adanya isu-isu ini terjadilah debat politik yang terbuka di media massa dan ekspresi seni yang meningkat. Indonesia saat periode ini sangatlah berduka karena banyaknya demo serta peristiwa terorisme.

Seorang penulis bernama Gus Nas pun menyampaikan isi pikirannya terhadap peristiwa reformasi tersebut.

Profil Penulis Gus Nas

M. Nasruddin Anshoriy atau biasa disebut Gus Nas Jogja  adalah seorang budayawan yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Ilmu Giri Yogyakarta. Selain kiyai dia juga seorang penulis dan pelukis.

Gus Nas banyak dikenal oleh tokoh-tokoh nasional di negeri ini. Tidak hanya artis, politisi, pengusaha, maupun seniman mengenalinya. Dia banyak mengoleksi lukisan-lukisan langka dari para maestro. 

Gus Nas telah menorehkan banyak sekali karya-karya yang menarik dalam bait-bait puisi. Beberapa diantaranya seperti Tong Kosong Reformasi, Semesta Bertakbir, Air Mata Sudan, dan beberapa karya lainnya.

Presiden Ke-4 Republik Indonesia, Gus Dur bahkan memujinya dan berkata bahwa ia adalah seorang multi talenta. Hal ini dikarenakan bakat alami yang dimilikinya.

Berikut adalah tulisan Gus Nas yang menunjukkan amarahnya terhadap peristiwa reformasi.

TONG KOSONG REFORMASI

Di trotoar jalan Semanggi
Tong kosong reformasi ditendang ke sana kemari
Ibukota beranjak senja
Jakarta beratap duka
Demokrasi kaleng-kaleng melayang di udara
Terkapar dengan lubang luka di seluruh tubuhnya
Di pelataran Senayan
Reformasi merayakan lebam nestapa
Telah kucatat di buku harianku
Mahasiswa yang rebah selamanya
Elang Mulia Lesmana
Heri Hertanto
Hafidin Royan
Hendriawan Sie
Mereka tewas tertembak di dalam kampus
Tertembus peluru tajam di kepala
Di tenggorokan
Juga di dadanya
Tong kosong reformasi
Menjadi genderang duka-cita
Rezim Orde Baru dan demo Mahasiswa
Berbaku amarah dalam perang gerilya
Berkalung pita hitam
Hari ini kurenungkan kembali luka lama itu
Reformasi simalakama
Demokrasi gelap-gulita
Kapal pecah Indonesia Raya
Kucari merah-putihku tak cuma pada narasi dan orasi
Tapi dalam aksi pembebasan bangsaku
Dari keadilan sosial yang koyak dan bisu
Gus Nas Jogja, 11-13 Mei 2023
Editor: Nabila Tias Novrianda/Raja H. Napitupulu
Administrator Esensi

Recent Posts

Pengguna Mobil Listrik ingin Kembali ke Mobil Bensin

Hampir 50 persen pembeli mobil listrik mempertimbangkan untuk kembali ke mobil bensin. Fenomena ini terjadi…

2 hours ago

Orang yang Percaya dengan Zodiak Cenderung Narsis

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang yang percaya pada zodiak cenderung memiliki kecerdasan yang lebih…

4 hours ago

Penemuan Cairan Metanol di Titan, Indikasi Alien

Penemuan terbaru mengungkapkan adanya cairan metanol di bulan Saturnus, Titan, yang memunculkan spekulasi tentang kemungkinan…

6 hours ago

Pemerhati Pariwisata: Menparekraf Harus Perhatikan Tantangan dan Peluang Wisata

Para pemerhati pariwisata di Indonesia meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno untuk memperhatikan…

7 hours ago

Ngeri! Seorang Wanita Meninggal Jatuh dari Lantai 3

Seorang wanita muda berinisial FN (22) tewas setelah jatuh dari lantai tiga gedung gym di…

8 hours ago

Survei AS: 50% Pemilik Molis Berniat Kembali ke Mobil Konvensional

Survei terbaru di Amerika Serikat mengungkap fakta yang mengejutkan terkait pemilik dan pengguna mobil listrik.…

9 hours ago