Home » Vertigo: Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Vertigo: Penyebab, Gejala dan Penanganannya

by Lyta Permatasari
3 minutes read
vertigo

ESENSI.TV - JAKARTA

Vertigo merupakan suatu kondisi yang membuat penderita vertigo merasa segala sesuatu di sekitarnya berputar. Jika Anda pernah mengalami rasa vertigo yang membuat segala sesuatu di sekitar Anda terasa pusing, kemungkinan besar Anda menderita vertigo.

Vertigo seringkali dianggap sebagai penyakit. Faktanya, kondisi tersebut bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan lainnya.

Simak artikel berikut untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyebab, gejala, dan penanganan vertigo.

Apa itu Vertigo?

Vertigo adalah suatu kondisi dimana penderita merasa dunia disekitarnya seperti melayang atau berputar. Tidak jarang vertigo menyebabkan seseorang kehilangan keseimbangan hingga sulit berjalan bahkan berdiri.

Vertigo bukanlah suatu penyakit melainkan suatu gejala yang bisa datang secara tiba-tiba dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 20 tahun.

Penyebab Vertigo

Penyebab vertigo cukup bervariasi tergantung dari jenis vertigo yang dialami. Berdasarkan penyebabnya, vertigo terbagi atas dua jenis yaitu peripheral dan central. Berikut masing-masing penjelasannya.

Vertigo Peripheral

Vertigo perifer adalah jenis vertigo yang paling umum. Penyebab kondisi ini biasanya adalah adanya gangguan pada telinga bagian dalam yang mengatur keseimbangan tubuh.

Saat Anda menggerakkan kepala, telinga bagian dalam memberikan informasi tentang posisi kepala dan kemudian mengirimkan sinyal ke otak untuk keseimbangan. Namun jika terjadi gangguan pada telinga bagian dalam akibat peradangan atau infeksi, Anda juga akan mengalami pusing dan nyeri yang disebut juga dengan vertigo perifer.

Beberapa hal yang dapat menyebabkan vertigo perifer adalah:

  • Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV): Gangguan pada vestibular telinga dalam karena dipicu oleh perubahan posisi dan gerakan kepala secara tiba-tiba. Kondisi ini umumnya terjadi dalam waktu singkat.
  • Riwayat cedera kepala: Orang yang pernah mengalami cedera kepala mungkin saja mengalami gangguan telinga dalam dan menimbulkan vertigo.
  • Labirinitis: Peradangan dan infeksi pada labirin telinga bagian dalam, tepatnya di saluran berliku-liku dan penuh cairan.
  • Vestibular neuronitis: Peradangan pada bagian saraf telinga yang langsung berhubungan dengan otak. Kondisi ini dapat menyebabkan vertigo disertai kehilangan keseimbangan, mual, dan muntah.
  • Penyakit meniere: Meniere adalah kelainan cairan endolimfa yang berada di telinga bagian dalam. Meski jarang terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami vertigo yang cukup parah.

Vertigo Central

Vertigo central disebabkan oleh adanya masalah pada otak. Bagian otak yang paling berdampak akibat penyakit ini adalah otak kecil (cerebellum). Vertigo jenis ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

  • Migrain: Sakit kepala sebelah yang tak tertahankan disertai rasa nyeri dan berdenyut. Migrain sering dialami oleh orang-orang berusia muda.
  • Multiple sclerosis: Gangguan pada sistem saraf pusat, yaitu otak dan tulang belakang yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan pelindung saraf.
  • Neuroma akustik: Tumor jinak yang tumbuh di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak (saraf vestibular).
  • Tumor otak: Sel abnormal yang tumbuh di dalam otak kecil, yang mengakibatkan gangguan koordinasi gerakan tubuh.
  • Stroke: Kondisi yang terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah pada otak yang dapat menyebabkan kurangnya suplai darah (iskemia) pada otak kecil.
Baca Juga  Mengatasi Beban Hidup yang Membuat Pusing: Tips dan Strategi Efektif

Faktor Risiko Vertigo

Selain beberapa kondisi medis di atas, beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami gejala vertigo adalah sebagai berikut:

  • Berusia di atas 50 tahun.
  • Pernah mengalami trauma atau cedera di kepala.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat vertigo.
  • Stres berlebih.
  • Kebiasaan mengonsumsi alkohol.
  • Infeksi pada telinga dalam.

Gejala Vertigo

Salah satu gejala umum dari vertigo adalah pusing berat hingga merasa lingkungan sekitarnya berputar dan akan semakin memburuk ketika menggerakkan kepala. Pada beberapa kasus, vertigo bahkan membuat penderitanya sulit membuka mata.

Selain itu, beberapa gejala yang dapat terjadi pada penderita vertigo adalah sebagai berikut:

  • Mual dan muntah.
  • Keringat berlebih.
  • Mengalami gangguan pendengaran.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Nyeri kepala.
  • Menggerakkan mata tanpa disengaja.
  • Telinga terasa berdengung.

Serangan awal vertigo umumnya terjadi selama beberapa jam. Kondisi ini dapat kambuh apabila tidak segera ditangani secara tepat.

Diagnosis Vertigo

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis mengenai segala keluhan yang Anda rasakan. Mulai dari sensasi berputar, frekuensi kemunculan, pemicu, hingga durasi terjadinya gejala tersebut.

Dokter juga akan menanyakan tentang riwayat kondisi kesehatan, apakah Anda pernah mengalami migrain, cedera kepala, infeksi telinga hingga obat-obatan yang rutin dikonsumsi. Apabila diperlukan, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan beberapa tes, seperti:

  • Tes impuls kepala: Pada tes ini, pasien diminta untuk fokus menatap ujung hidung dokter, sementara kepalanya digerakkan secara cepat ke satu sisi. Hasilnya negatif apabila pasien tetap bisa fokus menatap hidung selama gerakan tersebut.
  • Tes romberg: Pasien diminta untuk berdiri dengan kedua kaki merapat, kemudian dokter akan memintanya untuk menutup mata secara tiba-tiba. Apabila pasien terjatuh atau kehilangan keseimbangan, kemungkinan pasien mengalami vertigo.
  • Tes unterberger atau tes fukuda step: Pasien diminta melakukan gerakan jalan ditempat dan mengangkat lutut setinggi mungkin selama 30 detik. Pasien dinyatakan mengalami vertigo apabila tubuh berputar ke samping (arah sisi yang bermasalah).
  • Tes nistagmus: Tujuan pemeriksaan ini adalah mengetahui gerakan bola mata yang tak terkendali (nistagmus). Pemeriksaan ini menggunakan alat elektronistagmografi (ENG) dan videonistagmografia (VNG) yang berfungsi merekam gerakan mata.
  • Pemeriksaan pendengaran: Tujuan pemeriksaan ini pada pasien vertigo adalah untuk mengetahui apakah pasien mengalami tinnitus (telinga berdengung) atau bahkan kehilangan pendengaran.
  • Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan prosedur rontgen, CT Scan, atau MRI untuk memastikan lebih lanjut adanya kelainan pada otak kecil.

Cara Mengatasi Vertigo

Vertigo merupakan suatu kondisi yang dapat hilang dengan sendirinya, namun beberapa kasus memerlukan penanganan medis untuk dapat mengambil tindakan tergantung penyebabnya.

Jika Anda sering mengalami kondisi ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut untuk mengurangi kemungkinan gejala vertigo:

  • Menghindari gerakan jongkok, membungkuk, atau mendongakkan kepala secara cepat.
  • Menghindari gerakan secara tiba-tiba.
  • Gerakkan kepala dengan perlahan.
  • Mengenali faktor pemicu vertigo, sehingga bisa menghindarinya.
  • Segera duduk atau berbaring ketika vertigo menyerang.

 

 

Editor : Farahdama A.P/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life