Ekonomi

Wait and See, Pelaku Usaha Cermati Kondisi Politik Jelang Pemilu Sebelum Tambah Investasi

Permintaan kredit tahun ini diperkirakan melambat dari tahun lalu karena pelaku usaha masih mencermati kondisi politik dan ekonomi nasional sebelum meningkatkan investasinya.

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2023 dalam kisaran 9-11% (yoy) atau melambat dari tahun lalu menjelang tahun politik 2024.

Angka ini melambat jika dibandingkan realisasi kenaikan kredit tahun 2022 yang mencapai 11,35% dari setahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Bank sentral juga memangkas proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini dari proyeksi awal yang diperkirakan sebesar 11%-12%.

“Ada berperilaku wait and see dalam meningkatkan rencana investasinya ke depan,” jelas Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam risalah hasil Rapat Dewan Gubernur BI Juli 2023, dikutip Rabu (16/7/2023).

Kredit/pembiayaan perbankan tumbuh melambat karena menurunnya permintaan kredit dari dunia usaha.

Selain kondisi politik, keaadan ini juga terjadi di tengah longgarnya sisi penawaran oleh tersedianya likuiditas, tingginya rencana penyaluran kredit.

Faktor lain adalah longgarnya standar penyaluran kredit/pembiayaan perbankan, korporasi cenderung mempercepat pelunasan kredit.

Kredit perbankan pada Juni 2023 tumbuh sebesar 7,76% (yoy), terutama ditopang oleh sektor Jasa Dunia Usaha, Jasa Sosial dan Pertambangan.

Pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi mencapai 17,09% (yoy) pada Juni 2023.

Kredit UMKM Tumbuh 7,34%

Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit terus berlanjut, yaitu mencapai 7,34% (yoy) pada Juni 2023.

Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan dari sisi penawaran perbankan dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Untuk itu, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial difokuskan pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit lebih tinggi bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Khususnya pada sektor hilirisasi (minerba, pertanian, peternakan, dan perikanan) dan perumahan (termasuk perumahan rakyat).

Kemudian, pariwisata, inklusif (termasuk UMKM, KUR, dan ultra mikro/UMi), serta ekonomi keuangan hijau.

Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, terjaga.

Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 26,07% pada Mei 2023.

Risiko kredit tetap terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah, yaitu 2,52% (bruto) dan 0,77% (neto) pada Mei 2023.

Likuiditas perbankan pada Juni 2023 terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,79% (yoy).

Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat.

Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global.

Risiko yang ada dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan serta momentum pemulihan ekonomi.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaterkini
#beritaviral

Erna Sari Ulina Girsang

Recent Posts

Ini Tahapan Siaga Gunung Berapi

Peringatan gunung berapi umumnya dibagi menjadi beberapa tahap siaga untuk mengkomunikasikan tingkat ancaman dan tindakan…

12 mins ago

Indonesia Usulkan 3 Fokus Utama, Tingkatkan Peran Perempuan di Bidang STEM

Indonesia mengusulkan 3 fokus utama dalam meningkatkan peran perempuan dan anak perempuan di bidang STEM.…

1 hour ago

Lima hal tentang KRIS dan BPJS

Sehubungan dengan berbagai berita hari-hari ini tentang KRIS (Kelas Rawat Inap Standar), maka disampaikan lima…

2 hours ago

Lahar Dingin Dampaknya Apa Aja?

Salah satu yang menjadi dampak letusan gunung berapi adalah lahar dingin. Lahar dingin, juga dikenal…

2 hours ago

Ini Fakta yang akan Membuat Kamu Tertarik Soal Planet Mars

Bumi dikenali sebagai planet ke 3 di tata surya kita. Namun, apakah Sobat Esensi tau…

4 hours ago

Wahh Keren… Restoran NUSA Diminati Warga California

Restoran NUSA yang merupakan UMKM rintisan diaspora Indonesia diminati warga San Francisco, Amerika Serikat. Restoran…

6 hours ago