Telah terjadi peristiwa online scamming di wilayah konflik di Myawaddy, Myanmar oleh kesembilan WNI. Mereka di eksploitasi oleh perusahaan disana.
Koordinasi dengan otoritas setempat segera dilakukan hingga kesembilan WNI tersebut akhirnya keluar dari perusahaan. Kemudian mereka ditampung di Kantor Kepolisian Myawaddy sembari menjalani proses pemeriksaan.
Sejumlah 9 WNI terindikasi korban TPPO telah difasilitasi pemulangannya dari Yangon, Myanmar ke Indonesia yang didampingi oleh Chargée D’affaires KBRI Yangon.
Setibanya di tanah air, rencananya kesembilan orang WNI tersebut akan ditampung di RPTC Bambu Apus Kementerian Sosial untuk menjalani proses rehabilitasi sebelum dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Kesembilan orang WNI tersebut, terdiri dari 2 (dua) orang wanita dan 7 (tujuh) orang laki-laki. Adapun berdasarkan daerah asalnya, 3 (tiga) orang berasal dari Sumatera Utara. 2 (dua) orang dari Jawa Tengah, 1 (satu) orang dari Banten, 1 (satu) orang Nusa Tenggara Barat, 1 (satu) orang dari Bali, dan 1 (satu) orang dari Jawa Barat.
Kesembilan orang WNI tersebut tiba di tanah air dengan fasilitasi pembiayaan pemulangan oleh Kementerian Luar Negeri. Mereka telah menjalani proses pemeriksaan oleh otoritas setempat dengan hasil yang menyatakan mereka sebagai korban TPPO (04/08).
Sebelumnya kesembilan WNI tersebut mengalami eksploitasi di perusahaan yang mengoperasikan online scamming di wilayah konflik di Myawaddy, Myanmar. Koordinasi dengan otoritas setempat segera dilakukan hingga kesembilan WNI tersebut akhirnya keluar dari perusahaan. Kemudian mereka ditampung di Kantor Kepolisian Myawaddy sembari menjalani proses pemeriksaan.
Dalam perkembangannya, kesembilan orang WNI tersebut dipindahkan dari Kantor Kepolisian Myawaddy ke Yangon setelah menyelesaikan proses asesmen. KBRI Yangon memberikan fasilitas penampungan selama mereka menunggu jadwal pemulangan.
KBRI Yangon senantiasa berupaya menangani seluruh pengaduan yang masuk ditengah keterbatasan informasi dan sensitivitas politik di Myanmar. Pemerintah RI senantiasa menghimbau agar masyarakat Indonesia berhati hati dalam menerima tawaran kerja yang berujung jebakan eksploitasi perusahaan online scamming.
Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen