Humaniora

11 Ribu Penggilingan Padi Tutup, Pemerintah Diminta Evaluasi Kebijakan Perberasan

Para pelaku penggilingan padi mengeluhkan adanya korporasi besar yang membeli harga beras dengan tinggi. Kondisi ini membuat banyak pengusaha penggilingan padi gulung tikar.

Karena itu, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengusulkan kepada pemerintah agar segera mengevaluasi seluruh kebijakan perberasan. Menstandarisasi penggilingan padi.

“Saya sudah mendapat beberapa laporan dan berbagai keluhan dari para pelaku usaha. Usahanya gulung tikar akibat tidak dapat bersaing harga,” kata Akmal.

Menurutnya, ada korporasi besar yang membeli gabah petani dengan harga tinggi sehingga mayoritas petani melarikan gabahnya pada satu perusahaan saja.

“Ini akhirnya menjadi persaingan tidak sehat,” tutur Akmal dalam keterangan persnya dikutip Jumat, (15/9/2023) di Jakarta.

Dikatakannya, Badan Pangan Nasional menginformasikan bahwa ada 11 ribu penggilingan yang tutup. Menurutnya, hal ini sudah menjadi fenomena yang tidak sehat. Sehingga pemerintah perlu turun tangan menyelesaikan persoalan ini.

Harga Gabah Tembus Rp7.000 per Kg

Ia juga mendapat informasi dari pelaku beras bahwa harga gabah dibeli sebuah perusahaan dengan melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) yakni hingga Rp7.000. Hal ini sangat menyulitkan pengusaha kecil maupun sedang.

“Jarang sekali gabah petani mendapat harga sebaik itu. Biasanya harga gabah di tingkat petani, hanya selisih sedikit dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang ditetapkan,” ujarnya.

Beberapa daerah malah ditemukan harga gabah di bawah HPP.

Untuk itu, ia menilai perlu keseimbangan yang lebih baik antara keuntungan bagi petani dan kelangsungan usaha penggilingan padi.

Ia mengusulkan kepada pemerintah agar segera mengevaluasi seluruh kebijakan perberasan, menstandarisasi penggilingan padi. Sehingga meningkatkan efisiensi operasional untuk mengurangi biaya produksi.

Selain itu, kata Akmal, pengusaha kecil perlu dibina pemerintah agar mendapat kemitraan dengan petani. Menjalin kemitraan dengan petani untuk memastikan pasokan gabah yang stabil dengan harga yang bersaing.

Ini dapat menguntungkan kedua belah pihak dengan jangka panjang.

“Mengatasi tingginya harga gabah sambil mempertahankan kelangsungan usaha penggilingan padi memerlukan pendekatan yang komprehensif. Dan, kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan,” jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Junita Ariani

Recent Posts

Kendalikan Inflasi, Airlangga Terapkan Kebijakan 4K

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengendalikan inflasi dengan menerapkan strategi kebijakan 4K.…

6 hours ago

Parah! Ketua DPRD Garut Menghina Guru Honorer

Baru-baru ini, beredar video Ketua DPRD Garut, Euis Ida Wartiah, yang menjadi sorotan publik setelah…

7 hours ago

Masalah Finansial, 4 Klub Tidak Ikut Europe 2024/2025

Pada musim 2024/2025, sejumlah klub Eropa gagal lolos ke kompetisi Eropa akibat masalah finansial yang…

10 hours ago

Uang Tunai di Indonesia Semakin Berkurang Digunakan

Survei terbaru menunjukkan bahwa penggunaan uang tunai di Indonesia terus menurun pada tahun 2024. Menurut…

12 hours ago

Menko PMK Ingatkan Warga Tak Jual Rumah Bantuan Pemerintah

Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan warga penerima untuk tidak…

13 hours ago

Bermodalkan US$150 Juta, PUPR Bangun 3.880 Rumah untuk Korban Gempa Palu

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun 3.880 unit rumah bagi para korban gempa…

14 hours ago