Home » 15 Ribuan Bocil di DIY Merokok Rokok Elektrik

15 Ribuan Bocil di DIY Merokok Rokok Elektrik

by Administrator Esensi
2 minutes read
Rokok Elektrik

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sekitar 2,45 persen atau sebanyak 15.397 anak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari total anak berusia lima tahun ke atas yang menggunakan rokok elektrik.

Angka ini masih di bawah persentase nasional yang mencapai 3,09 persen. Namun jumlah belasan ribu anak yang merokok dengan rokok elektrik. Sangat mengkhawatirkan.

Pengguna Rokok Elektrik Terbanyak

Sementara itu, persentase anak usia lima tahun ke atas yang merokok menggunakan rokok elektrik terbanyak di Indonesia. Ditempati Provinsi Sulawesi Utara sekitar 3,67 persen. Posisi kedua ditempati Jawa Barat 3,56 persen. Ketiga, Jawa Timur 3,50 persen, dan posisi keempat ditempati DKI Jakarta 3,47 persen.

Provinsi yang penduduk usia lima tahun ke atas menggunakan rokok elektrik paling sedikit ditempati Sulawesi Tenggara sekitar 0,43 persen, kemudian Sumatera Barat 1,14 persen, dan Papua 1,94 persen.

Penggunaan Rokok Elektrik

Selain rokok tembakau, penggunaan rokok elektrik juga perlu menjadi perhatian karena penggunaannya yang semakin banyak di masyarakat.

Hasil dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) menunjukkan jika terjadi peningkatan pengguna rokok elektrik sekitar 3,00 persen poin sejak tahun 2011 ke tahun 2021.

Sejak tahun 2022, Susenas Maret juga mengumpulkan penggunaan rokok elektrik selama sebulan terakhir. Sebanyak 3,74 persen penduduk berumur 15 tahun ke atas merokok menggunakan rokok elektrik selama sebulan terakhir pada tahun 2022.

Baca Juga  Dari 100 Orang Usia Kerja, Terdapat 21 Penganggur

Berbeda dengan penggunaan rokok hisap tembakau yang persentasenya lebih tinggi di daerah perdesaan. Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok menggunakan rokok elektrik sedikit lebih tinggi di daerah perkotaan dibandingkan di daerah perdesaan.

Dampak Merokok Bagi Anak

Penyakit kardiovaskular utamanya, merupakan penyebab kematian tertinggi pada penduduk usia produktif dan lansia.

Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko berbagai penyakit tidak menular, termasuk penyakit kardiovaskular.

WHO menyebutkan jika perokok memiliki risiko terkena stroke dua kali lebih tinggi dan risiko terkena penyakit jantung empat kali lebih tinggi.

Rokok tembakau yang dihisap berbahaya karena mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, termasuk setidaknya 250 bahan kimia beracun yang juga dapat menyebabkan kanker.

Di samping itu, rokok juga memiliki zat adiktif yang menyebabkan seseorang ketergantungan sehingga sulit untuk berhenti. Merokok pada usia dini semakin meningkatkan bahaya merokok.

Penelitian menunjukkan jika semakin muda seseorang memulai merokok, kecenderungan untuk menjadi perokok rutin ketika menjadi dewasa juga akan semakin tinggi.

Penulis: Evangeline Guinevere
Editor: Dimas Adi Putra/Nabila Tias Novrianda

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life