Home » 273 Guru Ikuti Festival Olahraga Permainan Tradisional Guru Indonesia di Malaysia

273 Guru Ikuti Festival Olahraga Permainan Tradisional Guru Indonesia di Malaysia

by Junita Ariani
2 minutes read
egrang

ESENSI.TV - JAKARTA

Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) mengadakan Festival Olahraga Permainan Tradisional Guru Indonesia di Malaysia (FOTGIM) yang diikuti sebanyak 273 guru dari 157 Community Learning Center (CLC) di Sabah, pekan lalu.

Kepala SIKK Dadang Hermawan dalam keterangan tertulis seperti yang dilansir dari antaranews.com, Selasa (24/1/2023) mengatakan, diadakannya FOTGIM merupakan upaya untuk melestarikan aneka permainan tradisional Indonesia yang saat ini mulai jarang eigunakan.

Jenis Permainan yang Dipertandingkan

Adapun jenis permainan yang dipertandingkan adalah egrang, ketapel, terompah, dan panahan tradisional.

Dadang Hermawan mengatakan, kompetisi egrang pada festival itu diikuti oleh tiga orang dalam setiap tim, ketapel oleh dua orang per tim, terompah lima orang per tim, dan panahan tradisional oleh tiga orang per tim.

Selain itu, pertandingan lainnya adalah lari balok yang diikuti 10 orang dalam setiap tim serta kasti (satu tim berisi 12 orang).

Pertandingan juga mencakup bidang olahraga dan kesenian, yaitu berupa tenis meja serta menyanyikan lagu-lagu nostalgia yang masing-masing diikuti oleh dua orang per tim.

Baca Juga  Ombudsman Sumut Ajak Pelaku Usaha Lawan Bikrokrasi yang Lemahkan UMKM

Kegiatan Pertama yang Diselenggaraan SIKK

Dadang mengatakan FOTGIM merupakan kegiatan yang pertama diselenggarakan oleh SIKK.

Ia berharap festival permainan tradisional dan olahraga bagi para guru tersebut dapat menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun.

Kepala Kanselerai Konsulat Jenderal RI (KJRI) Kota Kinabalu Lingga Setiawan, yang membuka festival tersebut, berharap kegiatan itu bisa menjadi ajang silaturahim antara guru-guru Indonesia yang bertugas di CLC di seluruh Sabah.

Para guru yang mengikuti festival di Dewan Terbuka SIKK tersebut tersebut berasal 112 CLC SD dan 45 CLC SMP, yang berada di tujuh distrik berbeda di Sabah, antara lain Pantai Barat, Pedalaman, Sandakan, dan Tawau.

Mayoritas guru CLC di Sabah merupakan warga negara Indonesia. Selain itu, ada sejumlah diaspora Indonesia yang telah lama menetap di Sabah serta guru kontrak yang diberangkatkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dari Indonesia.

Dadang mengatakan guru CLC juga ada yang berkewarganegaraan Malaysia dan berpartisipasi dalam FOTGIM. *

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life