Home » 719 Orang Ditangkap, Imbas Kerusuhan Prancis

719 Orang Ditangkap, Imbas Kerusuhan Prancis

by Addinda Zen
2 minutes read
Kerusuhan Prancis

ESENSI.TV - JAKARTA

Polisi melakukan sebanyak 719 penangkapan di malam kelima kerusuhan Prancis, Sabtu lalu. Hal ini disampaikan Kementerian Dalam Negeri Prancis. Disebutkan juga bersamaan dengan kerusuhan tersebut, ada 577 kendaraan dan 74 bangunan yang dibakar oleh pengunjuk rasa. Sementara itu, terjadi juga sekitar 871 insiden kebakaran di jalan-jalan dan ruang publik lainnya.

“Sekitar 45 polisi atau petugas Gendarmeri -cabang Angkatan Bersenjata Perancis yang berada di bawah yurisdiksi Kementerian Dalam Negeri- terluka,” jelas pihak Kementerian Dalam Negeri Prancis, dikutip dari AFP (2/7).

Kerusuhan Prancis yang tak kunjung mereda merupakan imbas dari remaja yang tewas ditembak polisi. Remaja berusia 17 tahun bernama Nahel M mencoba melarikan diri dari pemberhentian lalu lintas. Saat itu, ia sedang mengendarai Mercedes bersama dua penumpang dan tidak memiliki SIM.

Penembakan Nahel M

Penembakan Nahel terjadi pada 27 Juni lalu. Warga marah atas tindakan polisi tersebut dan memulai kerusuhan di berbagai kota di Prancis. Polisi dianggap melakukan kekerasan terhadap kelompok minoritas.

Nahel sendiri telah dimakamkan melalui upacara di kampung halamannya, Nanterre. Ratusan orang berkumpul pada pemakaman Nahel untuk menunjukkan duka cita. Acara pemakaman berlangsung tanpa adanya insiden.

Baca Juga  Jepang Minta Rusia Mulai Negosiasi Izin Operasi Pemancingan Ikan

Nahel M merupakan keturunan Aljazair yang tinggal bersama ibunya. Ia ditembak mati di dada dari jarak dekat ketika berada di dalam mobil.

Warga Prancis menyebut kekerasan yang dilakukan polisi hampir setiap hari terjadi di negara tersebut. Bahkan, disebutkan bahwa polisi akan berlaku arogan pada orang Arab atau kulit hitam, dikutip dari BBC.

Pengacara keluarga Nahel M, Yassine Bouzrou menyebut, kasus Nahel menunjukan sistem hukum Prancis yang selalu memihak petugas kepolisian.

“Kami memiliki sistem hukum dan peradilan yang melindungi petugas polisi dan menciptakan budaya impunitas di Prancis,” ujarnya.

Kekerasan polisi terhadap remaja di Prancis juga pernah terjadi pada 2005 silam. Saat itu, Zyed Benna dan Bouna Traore disetrum saat melarikan diri dari polisi setelah pertandingan sepak bola. Keduanya kemudian menabrak gardu listrik.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life