Home » Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Berlangsung, Picu Awan Panas

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Berlangsung, Picu Awan Panas

by Junita Ariani
2 minutes read
gunung merapi 1

ESENSI.TV - JAKARTA

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi masih berlangsung. Itu ditandai dengan masih berlangsungnya suplai magma baik dari dalam maupun dangkal. Kondisi itu dapat memicu terjadinya awan panas di dalam daerah potensi bahaya.

Karena itu, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan waspada karena aktivitas vulkanik Gununug Merapi tersebut masih terhitung normal.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto mengatakan, karakter erupsi Gunung Merapi 2021-2023 diantaranya adalah tipe erupsi bersifat efusif.

Tipe ini didahului oleh erupsi-erupsi freatik. Suplai magma baik dari dalam maupun dangkal masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas di dalam daerah potensi bahaya.

“Awan panas dan guguran dapat terjadi sewaktu-waktu,” ujar Sugeng dalam Konferesni Pers Update Gunung Merapi secara virtual, Selasa (21/3/2023).

Menurut Sugeng, kejadian awan panas guguran masih sulit diprediksi dari sisi waktu kejadiannya. Namun dapat diperkirakan potensi bahayanya.

“Untuk meminimalisir kerugian dan menghindari korban akibat erupsi ini adalah dengan cara meningkatkan keakuratan dan kecepatan asesmen bahaya.  Selain itu memastikan masyarakat dapat merespon peringatan dini dengan cepat dan tepat,” lanjut Sugeng.

Potensi Bahaya Awan Panas

Ia mengungkapkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya. Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Baca Juga  Gunung Merapi: Kegagahan Gunung Berapi di Nusantara

Karena itu Sugeng  meminta masyarakat dan pemerintah mengantisipasi gangguan abu vulkanik tersebut. Meski tidak menimbulkan bahaya secara langsung namun cukup berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Penduduk yang terkena hujan abu tidak serta merta harus mengungsi.

Berdasarkan hasil monitoring Badan Geologi, untuk saat ini aktivitas erupsi Gunung Merapi didominasi guguran lava yang terjadi sekitar 150 kejadian/hari. Dan tampak pijar di malam hari.

Aktivitas kegempaan internal masih tinggi. Data 1 minggu terakhir tercatat, gempa vulkanik dalam (VTA) lebih dari 1 kali per hari. Vulkanik dangkal (VTB) 3 kejadian per hari dan multifase (MP) terjadi 26 kejadian per hari.

Data deformasi tiltmeter lereng utara menunjukkan adanya perubahan kemiringan pada akhir Desember 2022. Data deformasi GPS baseline selatan-utara (LABH-JRKH) juga menunjukkan ada inflasi sejak akhir Desember 2022.

Kenaikan ini kata Sugeng, menunjukkan adanya suplai magma dari dalam masih berlangsung. Pasca awan panas guguran (APG), aktivitas saat ini dominan pertumbuhan kubah lava dan kejadian guguran.

Badan Geologi akan menyampaikan peringatan dini langsung kepada warga melalui Broadcast SMS dan WA kepada Kepala Dusun. Melalui radio VHF, telepon, dan semua moda komunikasi yang memungkinkan.

“Sirine menjadi tanda peringatan dini yang lugas untuk evakuasi,” tutup Sugeng. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life