Home » Ambruk Akibat Banjir Bandang Lahar Dingin, Kemen PUPR Akan Bangun Jembatan Kali Glidik II Lumajang

Ambruk Akibat Banjir Bandang Lahar Dingin, Kemen PUPR Akan Bangun Jembatan Kali Glidik II Lumajang

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Jembatan Kali Regoyo yang rusak parah usai diterjang Lahar Dingin Semeru. Foto: NU online/Rokhmad

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun Jembatan Kali Glidik II sebagai penanganan secara permanen bencana banjir bandang lahar dingin.

Banjir juga disertai material Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Jumat (7/7/2023) lalu.

Ambruknya jembatan yang berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo tersebut mengakibatkan akses jalan nasional wilayah selatan Jawa Timur terputus.

Kondisi ini terjadi karena jembatan ini sebagai penghubung Kabupaten Malang-Kabupaten Lumajang.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Kemen PUPR, Wilayah Jawa Timur-Bali Rakhman Taufik mengatakan BBPJN Jawa Timur-Bali telah menurunkan tim untuk melakukan survei awal penanganan Jembatan Kali Glidik II yang putus akibat banjir bandang.

Susun Rencana Kerja

Tim bergerak ke lokasi sesaat sejak informasi diterima oleh pihak balai.

Tim juga langsung melakukan survei investigasi pilar dan sungai Kali Glidik, serta menyusun rencana kerja.

“Dari hasil survei di lapangan menunjukkan bahwa secara teknis, opsi penanganan sementara dengan pemasangan Jembatan Bailey kurang memungkinkan”.

“Selain itu investigasi di lokasi menunjukkan salah satu dari dua pilar Jembatan Kali Glidik II telah hilang diterjang banjir”, jelas Rakhman, dalam laman resmi Kemen PUPR, dikutip Senin (10/7/2023).

Baca Juga  Pemkab Lumajang Minta Warga Berisiko Bencana Pindah ke Rumah Relokasi

Dengan kondisi tersebut, Rakhman mengatakan alternatif penanganan sementara.

Yaitu, dengan instalasi Jembatan Bailey kurang memungkinkan untuk dilaksanakan di lokasi eksisting Jembatan Kali Glidik II.

Sebab, pilar eksisting tidak aman menopang Jembatan Bailey.

“Karena satu pilar hilang, maka kekuatan Jembatan Bailey berkurang karena tidak ada yang menopang sehingga safety factor-nya turun menjadi kurang dari 25 ton”.

“Selain itu tinggi jagaan Jembatan Bailey dengan pilar eksisting juga masih berpotensi terkena terjangan air jika ada banjir bandang susulan”, jelas Rakhman.

Lebih lanjut, Rakhman menyampaikan untuk itu diputuskan opsi penanganan Jembatan Kali Glidik II.

Opsinya, pembangunan jembatan dilkukan secara permanen di lokasi eksisting sepanjang 45 meter atau lebih panjang dari jembatan eksisting.

“Nantinya proses konstruksi jembatan permanen sepanjang 45 meter ini akan berlangsung sekitar empat bulan”.

“Untuk arus lalu lintas dan logistik dilakukan pengalihan arus ke utara lewat Pasuruan dan Probolinggo,” kata Rakhman.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaterkini
#beritaviral

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life