Home » Asal-Usul Wayang, Pada Awalnya Pertunjukan untuk Dewa

Asal-Usul Wayang, Pada Awalnya Pertunjukan untuk Dewa

by Lala Lala
2 minutes read
yang

ESENSI.TV - JAKARTA

Wayang adalah seni pertunjukkan tradisional asli Indonesia yang berasal dan berkembang pesat di pulau Jawa dan Bali.

Wayang ini diperkirakan sudah ada sejak 1500 tahun sebelum Masehi dari nenek moyang suku Jawa. Hal ini menjadi bukti bahwa bangsa Indonesia sudah memiliki peradaban yang tinggi sejak ribuan tahun lalu.

Menurut beberapa sumber, wayang kulit tertua diperkirakan sudah berusia ribuan tahun dan berasal dari abad 2 Masehi. Kebudayaan wayang pun telah melewati sejarah panjang selama ribuan tahun. Termasuk proses pergantian bentuk wayang.

Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada Abad ke 10. Pada 903 M, prasasti yang disebut Prasasti Balitung (Mantyasih) diciptakan oleh Raja Balitung dari Dinasti Sanjaya, dari Kerajaan Medang Kuno. Mereka menyatakan Si Galigi Mawayang Buat Hyang Macarita Bimma Ya Kumara, yang artinya Galigi mengadakan pertunjukan wayang untuk dewa dengan mengambil kisah Bima Kumara.

Sejak saat itu, fitur-fitur tertentu dari teater boneka tradisional telah bertahan. Galigi adalah seorang artis keliling yang diminta untuk tampil untuk acara kerajaan yang istimewa. Pada acara itu ia menampilkan cerita tentang pahlawan Bima dari Mahabharata.

Kelir adalah kata dalam bahasa Jawa untuk layar wayang, syair yang dengan fasih membandingkan kehidupan nyata dengan pertunjukan wayang di mana Jagatkaraṇa (penggerak dunia) yang maha kuasa sebagai dalang (guru wayang) tertinggi hanyalah layar tipis dari manusia. Penyebutan wayang sebagai wayang kulit ini menunjukkan bahwa pertunjukan wayang sudah dikenal di istana Airlangga dan tradisi wayang telah mapan di Jawa, mungkin lebih awal. Sebuah prasasti dari periode ini juga menyebutkan beberapa pekerjaan sebagai awayang dan aringgit.

Baca Juga  Budaya Sehat Jamu Sah Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO Asal Indonesia

Wayang Sebagai Media Efektif Penyebaran Agama

Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu. Pertunjukan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.

Para Wali Songo di Jawa, sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang Kulit di timur, wayang wong di Jawa Tengah dan wayang golek di Jawa Barat. Raden Patah dan Sunan Kali Jaga disebut-sebut memiliki jasa yang besar.

Seiring perkembangan waktu, UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan boneka bayangan tersohor dari Indonesia, sebuah Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Hingga saat ini pertunjukan wayang juga terus dinanti di berbagai acara resmi maupun acara kesenian rakyat. Berbagai suguhan cerita yang variatif membuat wayang tidak membosankan. Tak hanya itu, kehadiran wayang juga menjadi bukti sejarah untuk setiap generasi mendatang untuk lebih menghargai dan melestarikan kebudayaan dari nenek moyang ini.

 

Editor: Darma Lubis

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life