Kecantikan & Gaya hidup

Awas! Hewan Kecil Ini Bisa Menimbulkan Infeksi pada Kulit

Tungau adalah hewan yang sangat kecil dengan ukuran tubuh mulai dari 0,1 mm sampai 4 mm, namun sangat berbahaya. Meski tidak berakibat fatal, namun serangannya dapat menimbulkan infeksi kulit yang cukup mengganggu.

Hewan kecil ini dapat menyerang tubuh kita dan mengakibatkan penyakit kulit berupa kudis atau scabies. Kudis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.

Tungau menginvasi kulit, bereproduksi pada permukaan kulit, lalu masuk ke dalam kulit untuk bertelur.

Hal itu menyebabkan rasa gatal dan keinginan menggaruk dapat lebih parah di malam hari. Penyakit ini terbilang sangat mudah menular dan menyebar dengan cepat.

Apalagi jika seseorang melakukan kontak fisik dekat dengan pengidapnya. Meski begitu, kudis dapat dengan mudah diobati yang mampu membunuh tungau serta telurnya pada kulit.

Binatang halus ini biasanya terdapat di seprai, gorden, bantal, atau pakaian orang yang terinfeksi. Saat bersembunyi di bawah kulit, tungau membuat terowongan sebagai tempat ia menyimpan telur.

Siapa pun dapat terkena kudis, tetapi risikonya lebih tinggi pada beberapa orang, seperti:

1. Hidup berkelompok, seperti pesantren, penjara, atau berkeluarga.
2. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
3. Mengonsumsi steroid.
4. Sedang menjalani kemoterapi.
5. Orang dewasa yang aktif secara seksual.
6. Untuk anak-anak, kerap berada di fasilitas penitipan.

Gejala Kudis

Gejala scabies yang muncul bisa bervariasi, tergantung jika sudah pernah terserang tungau sebelumnya atau belum. Saat seseorang terkena tungau kudis pertama kali, diperlukan waktu 2-6 minggu hingga gejalanya terlihat.

Jangka waktu tersebut akan lebih pendek pada serangan berikut nya karena sistem kekebalan tubuh lebih cepat bereaksi, yaitu 1-4 hari.

Adapun gejala yang paling umum saat seseorang mengalami kudis, sebagaimana dilansir dari beragam sumberm Minggu (29/10/2023), antara lain:

1. Rasa gatal yang parah, terutama di malam hari.
2. Alami ruam menyerupai jerawat.
3. Terdapat sisik atau lecet pada kulit.
4. Alami luka akibat garukan.

Rasa gatal dapat memburuk di malam hari karena itu adalah momen tungau kudis menaruh telurnya ke dalam kulit. Gatal sering dirasakan di sela-sela jari, ketiak, selangkangan, dan daerah lipatan lain.

Selain gatal, ruam dan jejak seperti galian yang tipis dan tidak teratur juga bisa muncul ketika tungau menggali ke dalam kulit.

Ruam akibat kudis juga bisa menjadi luka bila pengidap menggaruk kulitnya. Hati-hati, luka terbuka bisa menyebabkan impetigo.

Kudis berkrusta juga dikenal sebagai kudis Norwegia, yaitu bentuk kudis serius yang menyebabkan gejala kulit yang parah.

Orang yang terkena scabies berkrusta akan mengalami gejala berupa kerak yang meluas, abu-abu, dan tebal.

Pengobatan Kudis

Kudis dapat diobati dengan menggunakan beberapa jenis obat. Beberapa krim dan lotion bisa didapatkan melalui resep dokter.

Obat kudis biasanya dioleskan di sekujur tubuh, dari leher ke bawah, lalu dibiarkan selama setidaknya 8 jam.
Dokter juga akan menganjurkan semua anggota keluarga dan orang terdekat pengidap untuk mengonsumsi obat tersebut.

Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran scabies. Obat krim digunakan untuk mengatasi penyakit ini dengan membunuh tungau dan telurnya.

Pencegahan Kudis

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infestasi ulang dan mencegah penyebaran penyakit ini pada orang lain, yaitu:

1. Membersihkan pakaian dengan benar.

Gunakan air sabun panas untuk mencuci semua pakaian, handuk, dan seprai yang digunakan dalam waktu tiga hari sebelum perawatan dilakukan. Keringkan pakaian tersebut dengan panas tinggi.

2. Pisahkan barang yang tidak bisa dicuci.

Cobalah untuk memisahkan barang-barang yang tidak dapat dicuci ke dalam kantong plastik tertutup dan letakkan di tempat yang terpisah, seperti garasi.

Diamkan selama beberapa minggu agar tungau mati setelah beberapa hari tidak mendapatkan makanan.

Selain itu, cara lain untuk mencegah kudis adalah menaga kebersihan dengan baik, termasuk tempat tidur. Kemudian, menghidari kontak dengan orang yang terinfeksi. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Junita Ariani

Recent Posts

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

7 hours ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

8 hours ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

9 hours ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

10 hours ago

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

10 hours ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

10 hours ago