Home » Berbalik Arah, IHSG Ditutup Naik Jumat 23 Desember 2022

Berbalik Arah, IHSG Ditutup Naik Jumat 23 Desember 2022

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Ilustrasi transaksi saham. Foto: Image by jcomp on Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat tipis sebesar 0,06 persen ke atau 3,77 poin ke posisi 6.824 pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (23/12/2022).

Sepanjang hari ini, IHSG ditransaksikan di kisaran 6.800 – 6.844, setelah dibuka melemah sebesar 0,45 persen atau 30,94 poin ke level 6.793,49 pada pembukaan perdagangan pagi ini.

Adapun lima saham yang menjadi penopang atau menguat paling tinggi, meliputi ESTA-W ditutup di level 116 setelah naik 44 persen atau 61,11 poin.

Disusul oleh saham PADA di posisi 220 setelah naik sebesar 56 poin atau 34,15 persen. Kemudian, saham RUIS di level 252 setelah naik 50 poin atau 24,75 persen.

Di posisi keempat ada saham TRIS ditutup 294 setelah naik 54 poin atau 22,50 persen dan saham BANK-W ke posisi 1.375 setelah naik 250 poin atau 22,22 persen.

Sementara itu, lima saham yang melemah paling dalam atau menjadi pemberat IHSG hari ini adalah saham XKIV di level 628 setelah melemah 47 poin atau 6,96 persen.

Secara berurut disusul oleh saham XBES di posisi 1.177 setelah turun 88 poin atau 6,96 persen. Saham CLAY di level 605 setelah merosot 45 poin atau 6,92 persen

Baca Juga  Selamat! Perry Warjiyo Kembali Jabat Gubernur BI, Putri Komarudin: Tantangan Kian Berat

Saham XBSK di posisi 498 setelah terjun bebas sebesar 37 poin atau 6,92 persen dan saham XBID di posisi terakhir 633 setelah melemah 47 poin atau 6,91 persen.

Sebelumnya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Handiman Soetoyo, mengatakan sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG, antara lain langkah the Fed mempertahankan kampanye suku bunga tinggi.

Pelaku pasar juga menyoroti sikap BI yang menegaskan agenda pro-stabilitas dan pro-pertumbuhan dalam keputusan moneternya, antara lain dengan memperketat kebijakan moneter.

Kemudian, sejumlah bauran kebijakan bank sentral, seperti intervensi di pasar valas untuk menstabilkan Rupiah dengan transaksi spot. Bank sentral juga memperpanjang masa berlaku suku bunga kartu kredit.

Pasar juga mencermati perdagangan SBN di pasar sekunder, penerbitan operasi moneter valas baru untuk mendorong penempatan Dana Hasil Ekspor di bank dalam negeri, dan insentif GWM mulai 1 April 2023.

Sementara itu, Indeks harga saham di Amerika Serikat turun lebih dari satu persen. Angka ini lebih besar dari perkiraan negatif 0,5%, sehingga memberikan sinyal resesi dapat terjadi pada 2023.*

Editor: Darma Lubis
ernasariulinagirsang@esensi.tv

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life