Home » BMKG Ikut Turun Tangan Hadapi Perubahan Iklim

BMKG Ikut Turun Tangan Hadapi Perubahan Iklim

by Administrator Esensi
2 minutes read
Dialog Nasional Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berpartisipasi dalam Dialog Nasional ‘Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Untuk Indonesia Emas 2045’. Yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, mengingatkan bahwa dampak perubahan iklim mengancam ekonomi di Indonesia.

“Diperkirakan dalam kurun 2020-2024 perubahan iklim itu akan menyebabkan kerugian ekonomi karena itu diperlukan sebuah intervensi kebijakan” tukas Suharso.

Dalam upaya meningkatkan ketepatan data dan analisis, Dwikorita menyampaikan urgensi apabila dalam poin penguatan sistem peringatan dini tersebut ditambahkan. Menjadi penguatan pengembangan sistem observasi secara sistematik.

“Jadi tidak langsung tiba-tiba peringatan dini, karena tanpa observasi yang sistematik dan kuat. Kesimpulan-kesimpulannya itu bisa salah. Karena observasinya tidak tepat. Melalui pendekatan ini, kita dapat lebih awal mengantisipasi kemungkinan hal-hal yang menjadi kekhawatiran kita,” ungkap Dwikorita.

Sistem Perubahan Iklim Perlu Diperkuat

Selain itu, Dwikorita juga menggarisbawahi pentingnya penguatan sistem peringatan dini dan pengembangan sistem observasi yang lebih terstruktur. Guna menghadapi perubahan iklim. Data yang disajikan oleh BMKG mengindikasikan kenaikan suhu global. Termasuk bulan Juli 2023 yang mencatat suhu terpanas dalam sejarah.

BMKG juga memaparkan bahwa Global Water Hotspots terjadi merata di berbagai negara. Sementara menurut FAO, lebih dari 500 juta petani skala kecil. Yang memproduksi 80% stok pangan dunia menjadi kelompok yang rentan terhadap perubahan iklim.

Baca Juga  Kepala BMKG: Krisis Air karena Perubahan Iklim Jadi Ancaman Serius

Dwikorita menyampaikan, bahwa sejak tahun 2011, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah aktif melakukan upaya berinteraksi dengan masyarakat di desa.

Melalui interaksi tersebut, BMKG memperoleh pemahaman tentang kebutuhan masyarakat. Konsep ini juga terintegrasi dalam program Sekolah Lapang Iklim (SLI). Yang sejak tahun 2011 mendapat dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Sekolah Lapang Iklim (SLI) adalah kegiatan literasi iklim untuk mendukung ketahanan pangan yang dilakukan BMKG bersama Kementrian Pertanian dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Kegiatan adaptasi ini dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman petani dan petugas penyuluh pertanian. Terhadap data dan informasi iklim yang dapat langsung diaplikasikan pada aktivitas pertanian.

Dengan semakin mendesaknya isu perubahan iklim dan dampaknya yang meluas di Indonesia, Dialog Nasional “Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Untuk Indonesia Emas 2045” telah memberikan wadah penting bagi pemerintah.

Dialog ini memberikan bahan pertimbangan yang berharga untuk bersama-sama mendukung negara dan masyarakat dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Melalui upaya mitigasi dan adaptasi yang efektif, diharapkan dampak negatif dapat diredakan dan diatasi dengan lebih baik.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life