Ekonomi

Cadangan Melimpah, Nikel Tetap Menarik untuk Investor

Indonesia memiliki sumber daya nikel mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan jumlah cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam.

Total cadangan itu menjadikan Indonesia menjadi yang terbesar ke-1 di dunia atau setara dengan 23% cadangan di dunia.

Selain itu, terdapat beberapa wilayah yang memiliki kandungan nikel namun belum dieksplorasi (greenfield). Di antaranya Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, mengatakan, untuk nikel kelas 2 umurnya diperkirakan sekitar 6-11 tahun.

“Itu untuk produksi kelas 2 seperti nikel pig iron (NPI) dan feronikel. Itu umurnya diperkirakan sekitar 6 sampai 11 tahun. Tetapi kalau untuk ke arah battery untuk nikel kelas 1 ini umurnya masih berkisar antara 25 sampai 112 tahun,” jelas Irwandy, Rabu (18/10/2023) di Jakarta.

Menurutnya, saat ini cadangan nikel Indonesia mencapai 5,2 miliar ton.

“Kira-kira hampir sama jumlahnya antara yang saprolit dengan limonite. Kemudian sumber dayanya sekitar 17 miliar ton. Nah sumber daya Inilah yang harus kita alihkan menjadi cadangan dan diperlukan upaya eksplorasi detail,” ujar Irwandy.

Perlu Eksplorasi Cadangan Nikel

Untuk meningkatkan jumlah cadangan kata dia, diperlukan eksplorasi wilayah-wilayah greenfield yang diperkirakan mengandung nikel. Peluang ini masih sangat terbuka untuk mereka atau investor yang akan melakukan kegiatan penambangan di Indonesia.

“Jadi sebenarnya umur tadi dan jumlah cadangan dan sumber daya akan bertambah kalau tingkat eksplorasi ini kita giatkan. Untuk mencapai itu semua diperlukan investasi yang tidak sedikit. Inilah yang perlu diupayakan untuk meningkatkan cadangan yang ada,” jelas Irwandy.

Berdasarkan Booklet Tambang Nikel 2020, peta sebaran lokasi sumber daya dan cadangan tambang di Pulau Sulawesi tahun 2020, menunjukkan Sulawesi Tenggara 77%. Dengan potensi cadangan 2,6 miliar ton.

Kemudian, Maluku, 43% wilayah potensi pembawa mineralisasi belum ada WIUP dan cadangan 1,4 miliar ton. Sedangkan untuk Papua data potensi investasi lebih menarik lagi, potensi cadangan 0,06 miliar ton. Dengan wilayah potensi pembawa mineralisasi belum ada WIUP sebesar 98%.

“Indonesia adalah pilihan yang menarik untuk dilakukan pengembangan investasi pada sektor pertambangan nikel. Dengan melihat wilayah-wilayah greenfield yang masih luas dan menjanjikan itu,” kata Irwandy. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

Junita Ariani

Recent Posts

RI Jajaki Perluasan Ekspor ke Eropa lewat Pelabuhan Genova dan Trieste Italia

DUTA Besar Italia untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Benedetto Latteri menawarkan peluang ekspor Indonesia…

1 hour ago

UKT Kampus Negeri Mahal, Prabowo: Seharusnya Gratis

BIAYA Uang Kuliah Tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia melonjak tinggi. Para…

2 hours ago

Begini Penampakan Banjir di Merauke Papua Selatan, 2.762 Warga Kena Dampak

PERISTIWA banjir terjadi di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Peristiwa ini dipicu hujan dengan intensitas…

2 hours ago

KPPG Dorong Kader Perempuan Partai Golkar Aktif di Pilkada Serentak 2024

KESATUAN Perempuan Partai Golkar (KPPG) mendorong kader-kader perempuan untuk aktif dalam Pilkada serentak yang digelar…

2 hours ago

Semarak Pawai Prosesi Waisak 2568 BE di Borobudur

RIBUAN masyarakat, para Bhikkhu, perwakilan majelis Buddha memenuhi ruas-ruas jalanan di sekitar Borobudur. Mereka berkumpul…

3 hours ago

Raissa Anggiani Rilis Single “Jika Nanti”, Bayangan Ideal Kehidupan Bersama Pasangan

PENYANYI dan penulis lagu, Raissa Anggiani resmi merilis karya terbaru berupa single yang bertajuk "Jika…

3 hours ago