Sejumlah politisi muda, generasi milenial, masuk dalam deretan calon anggota legislatif yang bertarung dalam Pemilihan Umum 2024. Dari sisi pengalaman, mereka masih belum memiliki jam terbang yang epik dari para politisi senior yang telah bertarung berulang kali dalam pemilu.
Ketika mereka ingin menjadi wakil rakyat, Generasi Z ataupun millennial ini harus memiliki beberapa aspek. Puteri Komarudin Komisi XI DPRI RI dari Partai Golkar saat ditemui di Menara Tendean, Jakarta Selatan mengatakan, anak muda harus punya 4 aspek untuk menjadi wakil rakyat, Selasa (21/06/2023).
Berikut aspek – aspek yang harus dimiliki oleh anak muda menurut Puteri, ialah:
Rasa Ingin Tahu yang Besar
Ketika anak muda ingin menyuarakan aspirasi rakyat, mereka harus memiliki rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu ini yang akan mendorong mereka untuk bisa berikan kepada kebijakan publik.
Puteri menjelaskan bahwa anak muda masih belum memiliki jam terbang yang luas. Mereka yang masih punya semangat, masih punya energi yang dapat mereka tuangkan kedalam kebijakan publik dan pemerintahan. Sehingga mereka harus terus belajar dan mencari tahu apa yang belum mereka kuasai.
“Jadi rasa ingin tahu kita harus besar, kita tidak boleh cepat kenyang, tidak juga merasa paling tahu, karena itu penyakitnya anak muda,” ucapnya.
Pantang Menyerah
Anak – anak muda yang turun ke dunia politik harus pantang menyerah, apalagi mereka memiliki hal – hal yang baru setelah masuk ke dunia politik.
Puteri menggambarkan di usia sekarang ini banyak anak muda yang baru tunangan, menikah dan punya anak ketika masuk ke dunia politik. Jadi dinamika kehidupannya berjalan beriringan dengan dinamika politik yang sedang berjalan.
Sharing Dengan Para Senior
Ia sangat senang ketika jumpa dengan para senior politik dan sharing seputar anak muda, wakil rakyat, serta sebagai pemimpin dari kalangan muda.
Hal – hal ini yang memang perlu didapat dari senior politik yang sudah mampu mengatur dinamika tersebut. Sehingga dalam usia tua pun mereka bisa mengatur kehidupan dengan keluarganya dan juga mengatur masyarakat di daerahnya masing – masing.
Tidak Boleh Merasa Hebat Sendirian
Dalam aspek ketiga ini, Puteri menjelaskan bahwa anak muda tidak boleh merasa hebat sendirian. Jumlah anak muda yang sedikit, harus bisa saling mendorong agar bisa naik bersama dalam peta politik.
“Karena semakin sedikit jumlahnya, kita bukannya saling membantu malah saling sikut menyikut. Karena merasa spot yang kita miliki itu terbatas. Padahal seseorang itu butuh dukungan,” kata Puteri.
Menurutnya, aspek ini sangat penting karena seseorang butuh dukungan dari lingkungan, masyarakat, kolega, rekan – rekan, keluarga yang turut membantu mensukseskan kebijakan apa yang ingin dilaksanakan.
Editor : Firda Nursyafira / Raja H. Napitupulu