Home » Desa Wedomartani, Wujud Komitmen KemenPPPA Bagi Perempuan

Desa Wedomartani, Wujud Komitmen KemenPPPA Bagi Perempuan

by Administrator Esensi
3 minutes read
MenPPPA dan Delegasi ASEAN Kunjungi Wedomartani

ESENSI.TV - JAKARTA

Desa Wedomartani yang berada di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta adalah salah satu dari 138 desa model dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA). Yang memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan ruang bagi perempuan. Untuk bisa memberdayakan diri dan menjaga anak-anak di desa dari segala bentuk tindak kekerasan.

Pencapaian besar dari Desa Wedomartani menjadi pertimbangan utama bagi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Untuk membawa para delegasi peserta ASEAN Gender Mainstreaming Conference melihat dari dekat proses pemberdayaan di desa. Dan melihat produk-produk hasil Usaha Kecil Menengah dan Mikro yang digeluti para perempuan di Desa Wedomartani.

MenPPPA Apresiasi Pencapaian Perempuan

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga memberikan apresiasi atas pencapaian para perempuan yang memanfaatkan kesempatan yang diberikan Kepala Desa untuk bisa mengembangkan setiap potensi mereka. Perempuan yang berdaya secara ekonomi, dapat memberikan pengasuhan yang terbaik untuk anak mereka. Sehingga anak-anak di desa terlindungi maka kesejahteraan kehidupan bisa dicapai.

“Kami mengucapkan terima kasih atas komitmen luar biasa dari kepala desa dan aparat desa di Desa Wedomartani untuk mencapai 10 indikator yang dipersyaratkan dalam DRPPA. Apresiasi kami berikan untuk setiap perempuan warga desa Wedomartani yang memiliki keinginan besar untuk bisa menjadi perempuan berdaya. Desa ini bisa membuktikan diri tidak ada pekerja anak dan tidak ada perkawinan anak. Khususnya saat pandemi. Di saat banyak kasus perkawinan anak pada saat pandemi. Desa ini bisa mempertahankan anak-anak di desa tetap mendapatkan hak tumbuh kembang mereka. Keberhasilan penerapan DRPPA di sini kita harapkan bisa menjadi inspirasi bagi desa dan kelurahan lain di Provinsi DI Yogyakarta,” ucap Menteri PPPA.

Menteri PPPA menambahkan bahwa konsep awal DRPPA adalah untuk menjawab 5 isu arahan Presiden yang diamanatkan kepada KemenPPPA. Yaitu : peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak. Selain itu penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja anak, dan pencegahan perkawinan anak.

Disini tantangan terbesar adalah memberdayakan perempuan terlebih dahulu baik secara finansial dan ketrampilan lainnya. Komitmen tinggi dari pimpinan mulai dari provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga tingkat desa dan kelurahan. Menurut Menteri PPPA menjadi modal utama untuk mengikis kendala terbesar yang bisa menghambat pemberdayaan perempuan, yaitu budaya patriarkhi.

Desa DRPPA Upaya Untuk Hilangkan Stigma Buruk Terhadap Perempuan

“Budaya patriarki masih menjadi penghalang besar. Kita ingin perempuan dan anak ikut menjadi subyek, terlibat dalam pembangunan, mulai dari perencanaan hingga eksekusi. Di tingkat desa, ada musrenbang desa, beri perempuan dan anak kesempatan untuk mengeluarkan pendapat, terlibat dalam rencana desa. Mereka (perempuan dan anak) yang lebih tahu masalah mereka. Apa yang mereka butuhkan dan solusi yang terbaik. Selain itu, DRPPA ini sekaligus juga merupakan upaya untuk menghilangkan stigma pada perempuan bahwa perempuan tidak bisa memimpin. Kita ingin melihat sejauh mana kemampuan perempuan saat menjadi pemimpin dan prestasi apa saja yang bisa dihasilkan. Hal ini yang kita ingin tunjukkan kepada para delegasi dari negara anggota ASEAN dan observer (pengamat) bahwa kesejahteraan dimulai dari pemberdayaan perempuan,” ungkap Menteri PPPA.

Baca Juga  Tinjau Pelatnas Esports SEA Games 2023 Kamboja, Menpora Dito Yakin Para Atlet Bisa Berikan yang Terbaik untuk Indonesia

Sementara itu Wakil Bupati Sleman, Danang Raharsa menyatakan terdapat 2 desa yang menjadi model DRPPA yaitu desa Pendowoharjo dan desa Wedomartani. Pembangunan di Sleman diupayakan berbasis masyarakat.

“Pembangunan di Sleman selalu berlandaskan pada berbasis masyarakat. Memberdayakan masyarakat khususnya kelompok perempuan dan upaya melindungi anak-anak diharapkan bisa diterapkan dengan strategi yang terbaik menyesuaikan kebutuhan yang ada. Secara prestasi , Kabupaten Sleman memiliki Indeks Pembangunan Manusia mencapai 84,31%, sementara Indeks Pembangunan Gender berada pada nilai 96,3% dan Indeks Pemberdayaan Gender sebesar 81,31%,” terang Danang.

Desa Wedomartani Siapkan Rp500 Juta Untuk Kembangkan Desa

Lurah Desa Wedomartani, Teguh Budiyanto menyatakan desa yang dia pimpin menyediakan anggaran 500 juta rupiah pada tahun 2023 dari dana desa untuk pengembangan DRPPA.

“Sebelum tahun 2021, yaitu sejak DRPPA pertama kali diinisiasi oleh Kemen PPPA, sudah banyak kegiatan yang dilaksanakan. Namun sejak desa kami menjadi model desa DRPPA, kegiatan untuk pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak itu lebih terorganisasi dan terprogram menyesuaikan 10 indikator yang ada. Kami semua yang ada di desa sama-sama memiliki keinginan yang kuat untuk mengembangkan hak yang sama. Kesetaraan gender, dimana perempuan dan anak memiliki kesamaan hak sebagai warga desa termasuk melibatkan mereka dalam perencanaan program. Untuk tata kelola, dari 55 pamong atau pegawai keluarahan terdapat 11 pamong perempuan. Kami juga sudah memiliki rumah data termasuk data terpilah perempuan dan anak yang membantu kami lebih menajamkan program desa,” ujar teguh.

Teguh menambahkan bahwa perempuan dan anak di desanya dilibatkan dalam 17 organisasi di desanya, seperti Relawan SAPA, PKK, Satgas PPA, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, satgas anti narkoba, Desa Prima dan PUSPAGA. Dalam study visit ini, delegasi ASEAN berkesempatan berdialog dan melihat secara langsung aktifitas organisasi-organisasi yang dibentuk di desa.

Editor: Nabila Tias Novrianda/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life