Home » Gejala Antraks pada Hewan Ternak yang Perlu Diwaspadai

Gejala Antraks pada Hewan Ternak yang Perlu Diwaspadai

by Ale Luna
2 minutes read
Gejala Antraks pada Hewan Ternak yang Perlu Diwaspadai/Kemenkes

ESENSI.TV - JAKARTA
Sejumlah gejala antraks perlu diwaspadai untuk mencegah penularan dan meluasnya kasus penyakit tersebut.
Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian drh. Nuryani Zainuddin mengatakan bahwa gejala klinis antraks pada hewan berupa demam tinggi pada awal infeksi, gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, dan berujung kematian.
Gejala lain yang biasa terjadi seperti perdarahan di lubang hidung dan mulut hewan. Tidak jarang hewan ternak mengalami kematian mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis.
“Hewan yang mati akibat penyakit ini perlu dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan. Tidak boleh dibedah atau disembelih,” kata drh Nuryani dalam keterangannya, dilansir laman resmi www.kemkes.go.id, Sabtu (8/7).
Antrax

Gejala Antraks pada Hewan Ternak yang Perlu Diwaspadai/Esensi.tv

Penyakit antraks merupakan penyakit yang tidak dapat dibebaskan, tapi hanya dapat dikendalikan karena dia membentuk spora di tanah dan di lingkungan. Ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan terhadap hewan ternak, yaitu melalui vaksinasi, melakukan kontrol lalu lintas hewan ternak, dan tindakan disposal pada hewan terinfeksi.
Secara nasional Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mengalokasikan kegiatan pencegahan antraks melalui penyediaan vaksin dan operasional sebanyak 96 ribu dosis setiap tahun termasuk tahun 2023.
Ada juga kegiatan pengamatan dan identifikasi penyakit antraks melalui surveilans dan pengambilan sampel untuk melakukan deteksi dini.
”Kami menyediakan 110 ribu dosis vaksin untuk buffer stock pusat. Wabah penyakit hewan seperti yang terjadi di Gunung Kidul yang sebenarnya sudah ada alokasi vaksin sebelumnya, tetapi karena ada wabah maka perlu perluasan vaksinasi untuk daerah-daerah yang masih bebas,” ungkap drh. Nuryani.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementan Syamsul Maarif mengatakan terkait antraks pihaknya berperan untuk melakukan pencegahan penularan penyakit dari hewan maupun dari produk hewan ke manusia.
Hal itu dilakukan dengan membentuk kader zoonosis untuk membangun partisipasi aktif dan tanggung jawab masyarakat dalam kegiatan pengendalian dan penanggulangan zoonosis.
”Tugas kader zoonosis adalah komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat. Memobilisasi masyarakat dalam pengendalian dan penanggulangan zoonosis, kemudian membantu petugas dinas dalam pengendalian dan penanggulangan zoonosis,” kata Syamsul.*

Email: AleLuna@esensi.tv

Baca Juga  PBNU dan PP Muhammadiyah Sepakat Tolak Politik Identitas di Pemilu 2024

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral

#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life