Home » Hama Lalat Buah Mendominasi Serangan OPT pada Tanaman Jeruk Petani Sumut

Hama Lalat Buah Mendominasi Serangan OPT pada Tanaman Jeruk Petani Sumut

Luas Serangan Capai 2.806,6 Hektare

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - MEDAN

Hingga saat ini hama lalat buah masih mendominasi serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman jeruk petani di Sumatera Utara (Sumut).

Sepanjang tahun 2022, luas serangan hama lalat buah pada tanaman jeruk mencapai 2.806,6 hektare.

“Namun secara kumulatif luas serangan OPT pada tanaman jeruk sepanjang tahun 2022 mencapai 3.379,5 hektare,” kata Kepala UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas TPH Sumut, Marino, Selasa (3/1/2023), di Medan.

Artinya, kata Marino, tidak hanya lalat buah saja yang menyerang pertanaman jeruk petani. Tetapi, ada beberapa OPT lainnya yang turut menyerang.

Seperti hama penggerek buah dengan luas serangan mencapai 479,7 hektare, kutu sisik 45 hektare, jamur upas 27 hektare dan kutu dompolan 21,2 hektare.

“Dari semua OPT itu, lalat buahlah yang paling banyak menyerang yakni seluas 2.806,6 hektare dengan kategori serangan ringan dan 0,5 hektare dengan kategori serangan sedang,” terang Marino.

Sejauh ini, kata Marino, tidak ada tanaman yang mengalami puso atau gagal panen. Semua serangan masih tahap serangan ringan.

Gerakan Pengendalian

Untuk mengendalikan serangan OPT pada tanaman jeruk, pada prinsipnya, kata Marino, pihaknya mengajak para petani untuk melakukan gerakan pengedalian (gerdal) secara preventif sebelum terjadi serangan.

Baca Juga  Para Dubes Negara-Negara Sahabat Borong Produk Kerajinan UMKM Sumut

Kemudian, memberikan bantuan pestisida yang ramah lingkungan serta melakukan monitoring ke seluruh pertanaman.

“Jadi, tidak menunggu serangan luas dulu baru gerakan pengendalian dilakukan. Tim pengamat dan pengedali OPT kita selalu melakukan monitoring di lapangan,” jelasnya.

Memang selama ini kata Marino, untuk lalat buah, cukup meresahkan para petani jeruk di Sumut termasuk di Kabupaten Karo yang menjadi basis atau sentra jeruk di Sumut.

Banyak cara yang sudah dilakukan pemerintah bersama petani, namun serangan lalat buah masih tetap. Hanya saja, luas serangannya semakin menurun dan dengan tingkat serangan yang rendah.

“Tidak ada lagi pertanaman jeruk petani yang puso gara-gara serangan lalat buah. Mudah-mudahan semua bisa dikendalikan,” ujarnya.

Tetapi hal yang harus diingat petani adalah menjaga kebersihan di sekitaran pertanaman jeruk. Jangan sampai lingkungan pertanaman jeruk kotor.

Buah-buah yang jatuh harus dikubur atau dijauhkan dari tanaman.
Karena salah satu pemicu lalat buah adalah lingkungan yang kotor. *

Editor: Addinda Zen

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life