Ekonomi

Harga Minyak Dibuka Naik Diawal Perdagangan Asia, Kegelisahan Perbankan Mereda

Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Senin (27/3/2023) pagi. Kenaikan harga minyak dipicu kekhawatiran atas gejolak di sektor perbankan global mereda. Sementara komentar Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir pekan meningkatkan ketegangan geopolitik di Eropa.

Minyak mentah berjangka Brent terkerek 33 sen atau 0,4 persen, menjadi  USD75,32 per barel pada pukul 00.40 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 39 sen atau 0,6 persen, menjadi USD69,65  per barel,

Brent menguat 2,8 persen minggu lalu, sementara WTI rebound 3,8 persen karena kegelisahan di sektor perbankan mereda.

“Telah terjadi lonjakan aset-aset berisiko pada pembukaan pagi ini. Karena tidak adanya perkembangan perbankan baru yang buruk selama akhir pekan. Daripada perkembangan baru yang positif seperti itu,” kata analis IG Tony Sycamore.

Dilansir dari Antara, kenaikan harga minyak lebih merupakan relief rally (sebuah fenomena kenaikan harga singkat dalam kondisi pasar yang buruk). Dan, bagian dari koreksi setelah penurunan 16 persen dalam dua minggu sebelumnya, tambahnya.

Harga juga didukung setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan dia akan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus. Ini meningkatkan ketegangan geopolitik di Eropa atas Ukraina.

Pangkas Produksi Kilang

NATO mengkritik Putin pada Minggu (26/3/2026) atas apa yang disebutnya sebagai retorika nuklirnya yang “berbahaya dan tidak bertanggung jawab”.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, pada Jumat (24/3/2023) mengatakan, Moskow sangat dekat untuk mencapai target pemotongan produksi minyak mentah sebesar 500.000 barel per hari (bph). Menjadi sekitar 9,5 juta barel per hari.

Meskipun menurunkan produksi, Rusia diperkirakan akan mempertahankan ekspor minyak mentah dengan memangkas produksi kilang pada April. Data dari sumber industri dan perhitungan Reuters menunjukkan pada Jumat (24/3/2023).

Ekspor produk minyak Rusia sampai saat ini lebih terpengaruh daripada ekspor minyak mentah oleh embargo Uni Eropa baru-baru ini. Dengan berton-ton solar terjebak di kapal menunggu pembeli.

Di Prancis, aksi industri mengganggu kilang, mengurangi permintaan minyak mentah dan produksi bahan bakar.

Investor mengawasi PMI manufaktur dan jasa China yang akan dirilis akhir pekan ini.

“Data dapat mendukung minyak jika menunjukkan pemulihan lebih lanjut dari kegiatan ekonomi negara itu dari gangguan COVID,” kata analis CMC Markets Tina Teng.

Di AS, rig minyak naik empat menjadi 593 minggu lalu. Meningkat untuk pertama kalinya dalam enam minggu. Sementara rig gas tetap stabil di 162, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam sebuah laporan pada Jumat (24/3/2023).*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

Junita Ariani

Recent Posts

Pengguna Mobil Listrik ingin Kembali ke Mobil Bensin

Hampir 50 persen pembeli mobil listrik mempertimbangkan untuk kembali ke mobil bensin. Fenomena ini terjadi…

2 hours ago

Orang yang Percaya dengan Zodiak Cenderung Narsis

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang yang percaya pada zodiak cenderung memiliki kecerdasan yang lebih…

4 hours ago

Penemuan Cairan Metanol di Titan, Indikasi Alien

Penemuan terbaru mengungkapkan adanya cairan metanol di bulan Saturnus, Titan, yang memunculkan spekulasi tentang kemungkinan…

6 hours ago

Pemerhati Pariwisata: Menparekraf Harus Perhatikan Tantangan dan Peluang Wisata

Para pemerhati pariwisata di Indonesia meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno untuk memperhatikan…

7 hours ago

Ngeri! Seorang Wanita Meninggal Jatuh dari Lantai 3

Seorang wanita muda berinisial FN (22) tewas setelah jatuh dari lantai tiga gedung gym di…

8 hours ago

Survei AS: 50% Pemilik Molis Berniat Kembali ke Mobil Konvensional

Survei terbaru di Amerika Serikat mengungkap fakta yang mengejutkan terkait pemilik dan pengguna mobil listrik.…

9 hours ago