Indonesia disebut telah bekerja keras mendorong implementasi 5 Point Consensus (5PC). Dalam hal ini, Indonesia juga terusberupaya membangun kepercayaan dan membangun jembatan untuk mendekatkan perbedaan. Diperlukan langkah maju jika Myanmar ingin mencapai perdamaian berkelanjutan.
Indonesia melakukan upaya fasilitasi agar kondisi kondusif tercipta, dialog inklusif dapat dilakukan, penggunaan kekerasan dapat dihentikan dan bantuan kemanusiaan dapat segera dilakukan.
Terkait implementasi 5PC ini, Indonesia memperkuat soliditas posisi ASEAN dalam penanganan isu Myanmar. Telah disepakati bahwa ASEAN memiliki soliditas dalam mendekati atau menangani masalah Myanmar. Kesepakatan ini dilaksanakan saat pertemuan Retreat Menteri Luar Negeri ASEAN.
Selanjutnya, Indonesia melakukan engagements dengan berbagai stakeholders dengan tujuan untuk mendorong dialog nasional inklusif. Engagements ini dilakukan sesuai mandat 5PC. Selama keketuaan Indonesia, engagements dilakukan dengan sangat intensif.
Pertemuan dengan sejumlah Special Envoys, termasuk Special Envoy Sekjen PBB, para Special Envoy dari negara tetangga Myanmar, serta Special Envoy dari negara lainnya telah dilakukan. Pertemuan ini disebut menjadi yang pertama kali dilakukan Ketua ASEAN. Tujuan pertemuan ini untuk mendorong koordinasi dan sinergi dengan terus memperkuat sentralitas ASEAN.
Di depan Dewan Keamanan PBB, Indonesia telah menyampaikan perkembangan terkait Myanmar, terutama implementasi 5PC. Tampak jelas dukungan kuat terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC.
Indonesia juga terus menyampaikan call mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan use of force. Hal ini didasarkan pada kekhawatiran peningkatan penggunaan kekerasan yang nantinya mengakibatkan peningkatan korban sipil.
Indonesia pun memfasilitasi dibukanya kembali komunikasi dan konsultasi dengan berbagai stakeholders. Tujuannya, agar AHA Centre dapat menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat yang memerlukannya. Bantuan ini tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan orientasi politik.
Editor: Dimas Adi Putra