Categories: InternasionalPolhukam

Indonesia, Vietnam, Singapura Getol Bikin Kapal Selam, Tersulut AS dan China?

Joshua Bernard Espeña, seorang resident fellow di International Development and Security Cooperation (IDSC) di Manila, mengatakan dalam mengakuisisi kapal selam, Filipina harus mempertimbangkan mengapa dan bagaimana kemampuan kapal selam tersebut dapat mengatasi masalah keamanan eksternalnya.

“Secara kuantitatif, dua kapal selam hampir tidak dapat membuat perbedaan taktis, operasional, dan strategis, secara kualitatif, itu harus memperhitungkan apakah negara akan berperang sendiri atau dengan sekutu Amerikanya, dan sebagian besar, siapa yang harus dilawan,” kata Espeña.

Angkatan Laut Filipina sejak tahun lalu telah mencari kapal selam pertamanya, tetapi efek pandemi menghambat pencarian. Prancis dilaporkan telah menawarkan dua kapal selam berperforma tinggi sebagai imbalan izin untuk menjelajahi “perairan berdaulat” negara Asia Tenggara itu.

Espeña mengatakan bahwa perairan Asia Tenggara yang dangkal menimbulkan tantangan taktis dan operasional bagi angkatan laut Asia Tenggara, terutama dalam menjaga kemampuan kapal siluman.

“[Kapal selam ini akan] mempengaruhi kredibilitas pencegah dan perang,” katanya. Dia “skeptis” tentang kemampuan beberapa kapal selam untuk memberikan kesadaran domain maritim sepanjang waktu untuk mencakup wilayah maritim Asia Tenggara yang luas.

“Pengadaan beberapa kapal selam tidak akan membuat perbedaan besar, mempertahankannya akan mahal karena pemeliharaan suku cadang, pelatihan awak, dan tindakan darurat bahaya seringkali menjadi tantangan,” kata Espeña.

Tanpa adanya musuh yang tepat dan di mana harus berperang melawan mereka, “kapal selam hanyalah mainan mahal untuk dibanggakan dengan teman bermain Anda di taman bermain,” katanya.

Menurut Aristyo Darmawan, dosen hukum internasional Universitas Indonesia, tingginya kebutuhan kapal selam oleh negara-negara Asia Tenggara didorong persaingan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Menurut lembaga non profit Nuclear Threat Initiative, AS memiliki sekitar 66 kapal selam, termasuk lebih dari 50 kapal selam serang bertenaga nuklir.

Page: 1 2 3 4

vera bebbington

Recent Posts

Sinkronisasi Data Korban Meninggal Banjir Lahar Sumbar 61 Orang

PUSAT Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaharuan data termutakhir banjir lahar…

8 hours ago

Jokowi: Bank Dunia Sebut Indonesia Berhasil Turunkan Kemiskinan Ekstrem 1,5 Persen

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, mengacu data Bank Dunia (World Bank), Indonesia telah berhasil menurunkan…

8 hours ago

Indonesia Targetkan Sektor Maritim Sumbang 15% PDB

Pemerintah Indonesia menargetkan sektor maritim mampu menyumbang 15% pada produk domestik bruto (PDB), tahun 2045…

9 hours ago

Dies Natalis ke-60, UNY Gelar Pasar Kangen Libatkan 200 Tenant Jajanan Nostalgia

UNIVERSITAS Negeri Yogyakarta (UNY) merayakan Dies Natalis ke-60. Untuk menyemarakkannya menggelar rangkaian kegiatan, salah satunya…

11 hours ago

Mendag Optimistis Perdagangan Indonesia dan Selandia Baru Tembus USD 2,45 Miliar

MENTERI Perdagangan RI, Zulkifli Hasan optimistis perdagangan Indonesia akan terus meningkat, termasuk dengan Selandia Baru.…

12 hours ago

Potensi Hujan Lebat Landa Tujuh Provinsi pada 17-23 Mei, BMKG Ungkap Penyebabnya

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang berlaku pada periode 17 -…

12 hours ago