Home » Ini Cara Hitung Tanggal Lebaran 2024 Berdasarkan Data Hilal PBNU

Ini Cara Hitung Tanggal Lebaran 2024 Berdasarkan Data Hilal PBNU

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Ilustrasi Lebaran. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) mengeluarkan data hilal awal Syawal 1445 H. Tepatnya pada Rabu, 29 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 9 April 2024 M.

Laporan “Hilal Awal Syawal 1445 H”, LF PBNU meliputi ketinggian hilal, elongasi, waktu ijtima’, lama hilal, keadaan hilal, letak hilal, hingga matahari.

Berikut penjelasannya, seperti dilansir dari laman resmi PBNU, Minggu (7/4/2024).

1. Ketinggian hilal Tinggi hilal mari’e atau irtifa’a adalah busur yang ditarik tegak lurus. Dari ufuk toposentrik (mar’ie) menuju titik zenith hingga tepat berujung di pusat cakram bulan.

Tinggi hilal terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Ahad, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024 M berada di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dengan tinggi +4 derajat 52 menit, sedangkan parameter hilal terbesar terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh dengan tinggi +7 derajat 28 detik.

2. Elongasi Elongasi adalah busur yang ditarik dari pusat cakram matahari secara langsung menuju ke pusat cakram bulan secara geosentrik (haqiqy).

Elongasi terkecil di Indonesia saat matahari terbenam pada Ahad, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, sebesar 8 derajat 30 menit di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan dan sampai dengan 10 derajat 19 menit derajat di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh.

3. Lama hilal Lama hilal adalah lamanya hilal di atas ufuk mar’ie dari sejak terbenamnya matahari hingga terbenamnya bulan.

Adapun lama hilal di atas ufuk pada Ahad, 29 Ramadhan 1445 H atau bertepatan 9 April 2024, mulai 23 menit 19 detik di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan sampai dengan lama hilal 32 menit 46 detik di Lhoknga, Aceh.

Ijtimak

4. Ijtimak atau konjungsi Ijtimak atau konjungsi bulan-matahari adalah sejajarnya matahari dan bulan dalam satu garis bujur ekliptika yang sama secara geosentrik (haqiqy), yakni jika ditinjau dari titik pusat bumi (bukan permukaan bumi).

Baca Juga  1 Muharram Bukan Sekedar Ritual, Tetapi Pengingat Untuk Hijrah Dari Prilaku Buruk ke Prilaku Baik

Kendati menempati bujur ekliptika yang sama, pada saat ijtima’ kali ini tidak terjadi gerhana matahari karena kedua benda langit menempati garis lintang ekliptikanya masing–masing.

Ijtimak bulan awal Syawal 1445 H ini terjadi pada Selasa Legi 9 April 2024 M pukul 01:22:49 WIB jika merujuk titik lokasi Gedung PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. 5.

Kedudukan dan keadaan hilal Kedudukan hilal adalah busur yang ditarik sejajar dari ufuk dari titik pangkal garis tinggi yang tegaklurus ufuk toposentrik menuju pusat cakram matahari hingga berujung di titik di mana pangkal garis irtifa’ hilal berada pada saat matahari terbenam.

Disebut juga as–simtu relatif Matahari dan hilal. Kedudukan hilal pada 9 April 2024 berada pada posisi 5 derajat 47 menit 08 detik utara matahari.

Keadaan hilal adalah kemiringan sabit bulan sempurna. Jika berada di sebelah selatan matahari, maka kemiringan hilal adalah ke selatan, demikian sebaliknya. Keadaan hilal pada 9 April 2024 miring ke utara.

6. Letak matahari dan hilal Letak Matahari adalah busur yang ditarik sejajar ufuk dari titik barat sejati ke titik pangkal garis tinggi. Khususnya yang tegak lurus ufuk toposentrik menuju pusat cakram matahari saat terbenam.

Sementara letak hilal adalah busur yang ditarik sejajar ufuk dari titik Barat sejati ke titik. Di mana pangkal garis irtifa’ hilal berada pada saat matahari terbenam.

Disebut juga as-simtu matahari dan as-simtu hilal. Letak matahari pada 9 April 2024 berada pada 7 derajat 48 menit 03 detik utara titik barat. Sedangkan letak hilal berada pada 13 derajat 35 menit 11 detik utara titik barat.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life