Home » Ini Tanda dan Gejala Kecemasan Pada Anak dan Remaja yang Perlu Segera Diatasi

Ini Tanda dan Gejala Kecemasan Pada Anak dan Remaja yang Perlu Segera Diatasi

by Erna Sari Ulina Girsang
3 minutes read
Ilustrasi masalah kesehatan mental di kalangan remaja. Foto: Image by Freepik

ESENSI.TV - JAKARTA

Hasil survei I-NAMHS atau Indonesia – National Adolescent Mental Health terakhir menunjukkan bahwa  gangguan kecemasan merupakan gangguan jiwa yang paling banyak dialami generasi Z untuk usia 10-17 tahun.

Akibatnya, selama periode survei 8 Maret hingga 30 November 2021, ditemukan bahwa 34,9% atau satu dari tiga remaja di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental atau sebanyak 15,5 juta orang.

Sedangkan, satu dari 20 remaja atau 5,5% di antaranya mengalami gangguan jiwa atau sekitar 2,45 juta orang.

Apa sih sebenarnya kecemasan itu? Mengapa bisa menyebabkan orang mengalami gangguan jiwa?

Serta bagaimana cara mencegah dan mengatasinya? Berikut penjelasannya, seperti lansir dari laman UNICEF.

Perasaan khawatir dan cemas wajar dirasakan sesekali oleh anak-anak, misalnya saja karena masalah pertemanan, keharusan berbicara di depan umum, atau menghadapi ujian.

Namun, ketika rasa khawatir tidak kunjung reda sampai-sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, kecemasan dapat berkembang menjadi suatu masalah.

Kabar baiknya, kecemasan ini bisa diatasi dengan bantuan yang tepat dari tenaga profesional dan upaya membangun kemampuan menghadapi masalah secara positif.

Apa itu kecemasan?

Cemas adalah perasaan yang timbul ketika kita khawatir atau takut akan sesuatu.

Rasa takut dan panik adalah hal yang manusiawi. Setelah beberapa waktu, kita biasanya merasa lebih tenang dan nyaman.

Rasa khawatir dan takut, dalam batasan tertentu, dapat membantu menjaga kita, bahkan melindungi dari marabahaya.

Akan tetapi, ada kalanya, rasa cemas membuat keadaan terasa lebih buruk dari yang sebenarnya dan membuat kita kewalahan.

Kekhawatiran yang berlangsung berkepanjangan dapat menyebabkan kecemasan yang berjangka panjang.

Jika kecemasan membuat anak tidak bisa melakukan hal-hal yang biasanya mereka sukai, atau membuat mereka khawatir ataupun mudah panik tanpa penyebab yang jelas.

Jika hal itu terjadi, maka penting untuk membantu mereka merasa lebih baik, termasuk dengan mencarikan dukungan yang diperlukan.

Apa yang menyebabkan kecemasan?

Sulit untuk mengenali satu penyebab utama dari kecemasan.

Ketika menghadapi situasi yang menimbulkan stres, akan ada semacam alarm peringatan yang menyala di otak kita dan menandakan ada sesuatu yang tidak beres dan perlu kita hadapi.

Supaya situasi sulit ini lekas berakhir, otak kita akan membuat kita lebih waspada, fokus hanya pada situasi itu, bahkan memompa lebih banyak darah ke kaki agar kita dapat melarikan diri.

Kecemasan pada anak dan remaja

Anak dari berbagai tingkatan usia dapat merasa cemas tentang berbagai hal.

Sebagian besar rasa khawatir ini adalah bagian yang alamiah dalam proses tumbuh besar.

Baca Juga  Kemenag Umumkan 10.300 Nama Hasil Optimalisasi Pengisian Kebutuhan PPPK

Anak-anak usia enam bulan hingga tiga tahun biasanya mengalami kecemasan saat harus berpisah dari orang tua atau pengasuhnya.

Mereka menjadi rewel dan mudah menangis. Hal ini wajar dalam proses tumbuh kembang anak dan biasanya berhenti pada usia dua hingga tiga tahun.

Untuk anak usia prasekolah, adalah normal jika mereka mengalami rasa takut atau fobia terhadap hal-hal tertentu.

Seperti hewan, serangga, badai, ketinggian, air, darah, dan suasana yang gelap. Biasanya, ketakutan-ketakutan ini hilang dengan sendirinya seiring waktu.

Banyak anak merasa cemas ketika masuk ke sekolah baru atau sebelum menjalani ujian.

Ada pula anak yang merasa malu ketika berada di tengah orang lain.

Jika rasa takut dan khawatir yang wajar ini tidak juga hilang, atau mulai mengganggu kehidupan sekolah, di rumah, ataupun kegiatan bermain anak.

Bisa jadi tandanya anak membutuhkan dukungan dari tenaga profesional di bidang kesehatan mental.

Ingat, hanya dokter atau tenaga profesional kesehatan mental lainnya yang dapat mendiagnosis suatu kondisi kesehatan mental.

Jadi, tak perlu ragu meminta saran dari dokter jika Anda mengkhawatirkan keadaan anak.
Icon signs and symptoms

Tanda dan gejala kecemasan

Gejala kecemasan bisa rumit, bahkan timbul jauh setelah suatu kejadian yang membuat anak stres. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala kecemasan pada umumnya:

Gejala fisik

Napas terengah-engah, sakit kepala, atau merasa seperti akan kehilangan kesadaran.

Detak jantung jadi cepat, terkadang diiringi tekanan darah yang juga tinggi.

Gelisah, gemetar, atau rasa lemas pada kaki.

Rasa tidak nyaman di perut, termasuk kram perut, diare, atau ingin ke toilet berkali-kali.

Sulit tidur atau hilang selera makan.

Mulut kering, berkeringat berlebihan atau merasa kepanasan.

Gejala emosional dan mental

Kesulitan untuk fokus, hilang konsentrasi.

Merasa panik, gugup, atau tegang.

Kewalahan atau ketakutan.

Tidak bisa mengendalikan suatu situasi.

Merasa letih dan mudah marah.

Setiap orang punya pengalaman yang berbeda dengan rasa cemas.

Wajar saja jika kita merasa lebih cemas atau tidak terlalu cemas dibandingkan orang lain terhadap situasi yang sama.

Anak yang mengalami kecemasan cenderung perlu berkali-kali ditenangkan oleh orang tua dan pengasuhnya.

Anak juga mungkin tidak banyak bicara sehingga kondisi yang mereka alami ini dapat dengan mudah terabaikan.

Perhatikanlah jika muncul tanda-tanda kecemasan agar Anda dapat meminta bantuan dan memberikan dukungan kepada anak sedini mungkin jika dibutuhkan.*

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral
#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life