Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan enam bendungan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan selesai pada tahun depan guna meningkatkan ketahanan pangan di Tanah Air, khususnya di Nusa Tenggara.
Sejak tahun 2015 pemerintah telah membangun enam bendungan di wilayah tersebut sehingga diharapkan bisa kelar tahun 2023.
“Kita harapkan dari enam bendungan yang nanti akan selesai tahun depan semuanya di NTB, produktivitas padi di NTB bisa naik drastis. Harapan kita itu,” ujar Presiden Jokowi usai meresmikan Bendungan Beringin Sila, di Kabupaten Sumbawa, NTB, Kamis (29/12), dikutip Jumat ini (30/12).
Presiden mengungkapkan, Bendungan Beringin Sila adalah bendungan ke-35 yang telah selesai dikerjakan selama kurun waktu 8 tahun.
Adapun untuk di NTB, bendungan ini adalah bendungan keempat yang telah diresmikan. Tiga bendungan sebelumnya yakni Bendungan Tanju, Bendungan Mila, dan Bendungan Bintang Bano. Sedangkan dua bendungan lain yang belum selesai yaitu Bendungan Tiu Suntuk dan Bendungan Meninting.
“Sudah selesai empat, tinggal dua. Enam itu sudah banyak banget, tinggal didistribusi dengan irigasi,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Presiden menekankan, pembangunan bendungan sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan ketahanan air karena air adalah kunci dari ketahanan tersebut.
“Untuk NTB yang sering kesulitan air, saya kira untuk air baku ini juga penting, untuk mengairi pertanian, untuk irigasi pertanian, penting karena air adalah kunci,” tandasnya
Presiden mengungkapkan, Bendungan Beringin Sila yang dibangun dengan anggaran Rp1,7 triliun ini memiliki luas genangan 126 hektare. Bendungan ini mampu mengairi kurang lebih 3.500 hektare areal pertanian. Bendungan Beringin Sila ini akan mendukung ketahanan pangan dan air di Indonesia.
“Ini menghabiskan anggaran yang tidak sedikit. Jadi ada return-nya pada masyarakat, kepada provinsi, dan juga kepada negara, utamanya untuk ketahanan air dan ketahanan pangan kita,” ujarnya.
*
Editor: Erna Sari Ulina Girsang