Home » Kemenag Lobi Saudi untuk Pengurangan Masa Tinggal Jemaah Haji

Kemenag Lobi Saudi untuk Pengurangan Masa Tinggal Jemaah Haji

by Junita Ariani
2 minutes read
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag, Subhan Cholid

ESENSI.TV - BANDUNG

Kementerian Agama atau Kemenag melakukan kajian terkait kemungkinan memperpendek masa tinggal jemaah haji Indonesia di Arab Saudi.

Hal ini dibahas dalam sidang komisi Rakernas Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1444 H/2023 M di Bandung.

Kajian memperpendek masa tinggal jemaah haji Indonesia di Arab Saudi sebenarnya sudah dilakukan sejak lama. Permasalahan pokoknya lebih pada aturan penerbangan di Arab Saudi dan itu tertuang dalam Ta’limatul Hajj.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid menjelaskan, hal itu sesuai Ketentuan Arab Saudi yang tertuang dalam pasal 16.

Di mana negara yang mengirimkan jamaahnya lebih dari 30.000, masa operasional penerbangannya, baik saat kedatangan maupun kepulangan, masing-masing minimal 30 hari.

Dalam Ta’limatul Hajj, kata Subhan, diatur juga masa operasional kedatangan dan kepulangan. Operasional kedatangan jemaah haji di Arab Saudi berlangsung dari 1 Zulkaidah sampai 4 Zulhijjah.

“Sedangkan operasional kepulangannya, dimulai dari 15 Zulhijjah,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu (9/9/2023) di Bandung.

Dikatakannya, jika dihitung dari 1 Zulkaidah, maka operasional kedatangan berlangsung selama 34 hari. Namun, untuk memperpendek masa tinggal, jemaah Indonesia diberangkatkan mulai 4 Zulkaidah sampai 4 Zulhijjah.

“Operasional pemulangan, dimulai 15 Zulhijjah. Jemaah kloter pertama yang berangkat pada 4 Zulkaidah, baru bisa pulang pada 15 Zulhijjah. Sehingga masa tinggal minimal adalah 41 hari,” lanjutnya.

Baca Juga  Hampir Sebulan Hilang, Idun Rohim Zen, Jemaah Haji Indonesia Belum Juga Ditemukan

Lobi Saudi

Subhan mengatakan, Kemenag pernah menanyakan aturan dalam Ta’limatul Hajj ini ke pihak Arab Saudi. Jawabannya, karena keterbatasan slot penerbangan.

Saat ini, Indonesia mendapatkan rata-rata 17 sampai 18 slot penerbangan per hari. Dengan infrastruktur bandara yang ada saat ini, Saudi belum bisa memberikan tambahan slot penerbangan.

“Upaya ke depan yang perlu kita lakukan adalah membahas dengan pemerintah Arab Saudi kemungkinan memperluas bandara. Sehingga slot yang disediakan untuk Indonesia bisa ditambah,” terang Subhan.

Selain perluasan, Subhan berharap Saudi membuka bandara baru. Subhan mengaku sudah mendengar opsi membuka bandara di Thaif.

Jarak bandara ini relatif dekat dengan Makkah. Jika bandara baru dibuka, slot penerbangan yang tersedia semakin banyak.

“Kalau kita bisa mendapatkan lebih dari 25 slot per hari, itu akan cukup signifikan, bisa mengurangi masa tinggal,” sebutnya.

“Ini perlu lobi intensif dan terus menerus. Mungkin tidak dalam waktu dekat, tapi saya yakin ke depan bisa diwujudkan,” jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life