Home » Kepala BMKG: Potensi Kerugian Ekonomi karena Perubahan Iklim Capai Rp 544 T

Kepala BMKG: Potensi Kerugian Ekonomi karena Perubahan Iklim Capai Rp 544 T

by Ale Luna
1 minutes read
Kepala BMKG: Potensi Kerugian Ekonomi karena Perubahan Iklim Capai Rp 544 T/Setkab

ESENSI.TV - JAKARTA

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut bahwa potensi kerugian ekonomi Indonesia akibat perubahan iklim (2020-2024) bisa mencapai angka Rp 544 triliun. Hal ini bisa terjadi jika tidak ada intervensi kebijakan pemerintah.

Dwikorita menuturkan, berkaca dari situ, maka kebijakan ketahanan iklim menjadi salah satu prioritas yang dinilai mampu menghindari potensi kerugian ekonomi sebesar Rp281,9 triliun hingga tahun 2024 mendatang.

“Dalam RPJMN, BMKG diberikan mandat untuk mendukung peningkatan kualitas lingkungan hidup dan peningkatan ketahanan bencana dan iklim. Hal ini sangat penting karena berdasarkan hitung-hitungan Kementerian Keuangan, kerugian ekonomi akibat bencana diperkirakan mencapai rata-rata Rp22,8 triliun per tahunnya,” kata Dwikorita dalam keterangannya, dilansir laman www.bmkg.go.id, Selasa (11/7).

Dwikorita menegaskan, BMKG terus melakukan berbagai lompatan sebagai langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Tidak hanya di sisi teknologi, namun juga di sisi sumber daya manusia (SDM) yang terus diupgrade sesuai tuntutan dan kebutuhan yang semakin kompleks.

Data dan informasi yang dikeluarkan BMKG tidak hanya dibutuhkan untuk urusan penanggulangan bencana alam saja, namun juga kesehatan, konstruksi, energi pertambangan, pertanian kehutanan, tata ruang, industri, pariwisata, transportasi, pertahanan keamanan, sumber daya air, hingga kelautan perikanan.

Baca Juga  PT. KAI Perbarui Aturan Penumpang Usia 6-12 Tahun

“Khusus di sektor pertanian, BMKG terus melakukan penguatan literasi iklim dan cuaca kepada para petani dan penyuluh pertanian sebagai langkah mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Sekolah lapang iklim (SLI) terus digelar di seluruh penjuru Indonesia dengan menyasar berbagai komoditas unggulan pertanian,” ujarnya.

Dwikorita menambahkan, informasi kondisi iklim terkini dari BMKG telah digunakan sebagai salah satu referensi atau bahan pertimbangan pengambilan keputusan serta rekomendasi dalam sistem pemantauan ketahanan pangan nasional. Data dan informasi tersebut berupa anomali iklim global, monitoring kondisi iklim, dan prediksi iklim.

“Informasi tersebut dapat dijadikan referensi awal untuk menentukan status ketahanan pangan nasional. Apakah berada pada kategori aman, waspada, siaga, atau awas,” kata dia.*

Email: AleLuna@esensi.tv

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral

#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life