Home » Kilang Pertamina Terapkan Green Refinery Dukung NZE 2060

Kilang Pertamina Terapkan Green Refinery Dukung NZE 2060

by Ale Luna
3 minutes read
Kilang Pertamina Terapkan Green Refinery Dukung NZE 2060/Pertamina

ESENSI.TV - JAKARTA

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menerapkan konsep Green Refinery sebagai bagian dari komitmen perusahaan mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Pengembangan Green Refinery sebagai sebuah inisiatif strategis dalam mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional tahun 2025 untuk dapat menghasilkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan bahan baku terbarukan (renewable Feedstock).

Bahan baku yang diolah di kilang Pertamina antara lain minyak kelapa sawit / Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dan ke depan dapat juga dikembangkan untuk mengolah minyak jelantah/Used Cooking Oil (UCO) menjadi biofuels.

Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman menyampaikan bahwa pengembangan Green Fuels dari Green Refinery Pertamina menunjukkan komitmen Kilang Pertamina dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yakni ‘Energi Bersih dan Terjangkau’ serta sejalan dengan komitmen Kilang Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.

“Green Refinery Pertamina merupakan komitmen Kilang Pertamina untuk memproduksi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan,” ujar Taufik dalam keterangan resminya, dilansir laman www.pertamina.com, Selasa (18/7).

Upaya pengembangan Green refinery di kilang Pertamina seperti yang dilakukan di kilang Cilacap telah berhasil mengolah green fuel dengan kapasitas 3 KBPD dari feedstock RBDPO atau minyak kelapa sawit yang telah dijernihkan menjadi produk Green Diesel 100% yaitu Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD).

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengatakan bahwa sebagai upaya memperkuat ketahanan dan kemandirian energi, Pertamina telah membangun Green Refinery agar dapat meningkatkan produksi BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Kilang hijau ini mengolah bahan nabati dalam negeri yang tersedia di berbagai daerah, sehingga kita dapat meningkatkan produksi bio-fuel yang lebih ramah lingkungan,” ungkap Fadjar.

Pertamina RD saat ini telah dipasarkan di market domestik dan berkesempatan mendukung pemenuhan kebutuhan Renewable Power dari Generator Set (Genset) untuk di acara EWTG G20, dan Formula E World Championship. Selain pasar domestik, Pertamina RD juga dipasarkan secara ekspor untuk pasar Eropa pada Tahun 2022.

Baca Juga  Industri Perlu Bersiap Seiring Penguatan Penguasaan Pasar Dalam Negeri

Produk green fuel lain yang dapat diproduksi melalui Green Refinery adalah Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk bahan bakar pesawat terbang (Bioavtur) yang juga telah dilakukan uji coba terbang dengan sukses pada tahun 2022 lalu dengan menggunakan CN235 dan kemudian akan dilanjutkan dengan uji terbang komersial (commercial flight Test) dalam waktu dekat untuk pengujian Bioavtur (SAF) pada salah satu pesawat komersial dari maskapai BUMN terbesar di tanah air.

Pengembangan Green Refinery akan terus dikembangkan seperti Green Refinery Cilacap fase 2 untuk meningkatkan kapasitas pengolahan menjadi 6 KBPD dengan varian feedstock yang lebih luas yaitu dapat mengolah hingga spesifikasi Minyak Jelantah / Used Cooking Oil (UCO).

Green Refinery Cilacap Fase 2 ditargetkan dapat onstream di tahun 2026 untuk meningkatkan kualitas produk dan menurunkan emisi gas buang. Selain Cilacap pengembangan Green Refinery Plaju dengan kapasitas pengolahan 20 KPBD dapat memproduksi Pertamina RD(HVO), Bioavtur(SAF), dan BioNaphta yang ditargetkan dapat selesai pada 2027.

Roadmap pengembangan Kilang Pertamina saat ini mengacu pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dimana kebutuhan Produk BBM diperkirakan akan terus meningkat hingga Tahun 2040.

Berdasarkan RUEN maka roadmap pengembangan kilang Pertamina disusun berdasarkan : (1) Kapasitas pengolahan dari 1,05 Juta BPD menjadi 1,4 Juta BPD, (2) Produksi BBM dari 700 KBPD menjadi 1,2 Juta BPD, (3) Produksi Petrokimia 1,6 Juta Ton Per Anum menjadi 7,4 Juta Ton Per Anum.

Hal tersebut juga terus mendukung kebutuhan BBM khususnya produksi Solar dan Avtur yang sepenuhnya diproduksi dari dalam negeri (sejak 2019 telah mandiri) dan menurunkan impor produk Gasoline dari 60% menjadi sekitar 25%.

PT Kilang Pertamina Internasional merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang menjalankan bisnis utama pengolahan minyak dan petrokimia sesuai dengan prinsip ESG (Environmental, Social & Governance).

PT KPI juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) dan berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi operasional sebagai bagian dari penerapan aspek ESG.*

Email: AleLuna@esensi.tv

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

#beritaviral

#beritaterkini

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life