Otomotif

Kredit Diperketat, Penjualan Mobil Nasional Alami Penurunan

Hingga Februari 2024, penjualan mobil mengalami penurunan. Berdasarkan data penjualan mobil PT Astra International Tbk penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional terkoreksi 22,6% year on year (yoy). Angka ini sebesar 140.273 unit untuk periode Januari-Februari 2024. Sementara di tahun sebelumnya dengan periode yang sama mencapai 181.329 unit.

Untuk penjualan wholesales mobil nasional per bulan, mengalami kenaikan hampir 1,5% menjadi 70.656 unit di Februari 2024. Pada bulan Januari, penjualan hanya sebanyak 69.617 unit.

Toyota dan Lexus masih menempati urutan teratas penjualan wholesales. Disusul Daihatsu dengan penjualan sebanyak 29.451 unit. Kemudian, Honda dengan penjualan sebanyak 17.494 unit.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyampaikan, penurunan penjualan mobil dipengaruhi adanya pengetatan kredit kendaraan bermotor. Pengetatan ini dilakukan pembiayaan atau leasing.

“80% orang beli mobil pakai kredit. Begitu (kredit) diketatkan, kemudian orang ngerem pembelian kendaraan bermotor,” ujarnya, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (14/3).

Kredit sendiri diperketat sebagai dampak dari kenaikan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan.

Waspada Peningkatan Kredit Bermasalah

Pada akhir 2023 lalu, Chief Economist PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Anton Hendranata mengatakan potensi peningkatan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada 2024 perlu diwaspadai.

“Ada yang perlu hati-hati dalam melihat ini, tren NPL perbankan memang menurun. Namun, ada tren kenaikan kolektabilitas 2 (kredit) dalam pengawasan khusus dan kolektivitas 3 (kredit) yang kurang lancar, yang cenderung meningkat,” ujarnya, dikutip dari ANTARA.

Kolektibilitas kredit perbankan yang berada dalam pengawasan khusus dan kredit kurang lancar mengalami peningkatan. Hal ini  disebabkan oleh perlambatan ekonomi domestik yang berdampak penurunan pendapatan. Kemudian mengganggu kemampuan bayar debitur.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio NPL net perbankan pada Oktober 2023 sebesar 0,77 persen dan NPL gross sebesar 2,42 persen. Kemudian, penyaluran kredit tercatat tumbuh 8,99 persen secara tahunan (yoy), atau tumbuh sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan September 2023 sebesar 8,96 persen.

Hal yang sama juga terjadi pada sektor properti. Bank Indonesia (BI) mencatat, NPL properti per Januari 2024 tercatat di level 2,63%. Angka tersebut naik dari bulan sebelumnya di level 2,47% dan bahkan lebih tinggi dari periode Januari 2023 di level 2,46%.

NPL untuk kredit properti dalam bentuk ruko maupun perkantoran tercatat paling tinggi sekitar 4,21%. Disusul dengan kredit untuk rumah susun atau apartemen di level 2,78%.

 

 

 

Editor: Raja H. Napitupulu

Addinda Zen

Share
Published by
Addinda Zen

Recent Posts

Teknologi Canggih yang Mendorong Kemajuan Industri Otomotif

Industri otomotif telah mengalami perkembangan yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir, seiring dengan kemajuan…

2 hours ago

Manfaat Ikan Salmon: Kekayaan Gizi yang Menyehatkan Tubuh

Ikan salmon, dengan warna merah mewah dan rasa lezatnya, bukan hanya menjadi hidangan populer di…

4 hours ago

Cuaca Buruk Ganggu Pencarian Helikopter Presiden Iran

Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini sangat mengganggu dan berbahaya. Baru saja terjadi kecelakaan pesawat…

5 hours ago

WORLD WATER FORUM 2024 BALI: SEBUAH CATATAN PENTING

Setidaknya ada 4 poin utama yang diperjuangkan dalam World Water Forum ke-10 di Bali kali…

5 hours ago

Tips Mengisi Baterai Mobil Listrik dengan Cepat dan Efisien

Era keberlanjutan dan kesadaran lingkungan yang semakin meningkat, mendorong mobil listrik semakin menjadi pilihan populer…

6 hours ago

Pascabanjir Lahar, NaCl 3 Ton Disebar di Langit Kota Padang Sumbar

BADAN Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) kembali menggelar operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah Sumatra…

17 hours ago