Home » Malaysia Ancam Boikot Ekspor CPO ke Eropa Lawan UU Bebas Deforestasi

Malaysia Ancam Boikot Ekspor CPO ke Eropa Lawan UU Bebas Deforestasi

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
fadillah yusof

ESENSI.TV - JAKARTA

Menteri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, Fadillah Yusof, mengatakan akan menghentikan ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ke Uni Eropa, jika kawasan itu tetap memberlakukan Undang Undang tentang Rantai Pasokan Bebas Deforestasi.

Dia menilai Undang Undang yang disahkan tanggal 16 Desember 2022 oleh Uni Eropa dan akan efektif diberlakukan dalam 18 bulan ke ke depan adalah bentuk diskriminasi terhadap komoditas pertanian spesifik atau unggulan dari Malaysia dan Indonesia.

“Atau pilihannya adalah kita hentikan saja ekspor ke Eropa, fokus saja ke negara lain jika mereka mempersulit untuk mengekspor ke mereka,” tegasnya, di acara Seminar Tahunan bertajuk Palm Oil Economic Review and Outlook, Kamis (12/1/2023), yang dilansir sejumlah media Malaysia.

Sebagai produsen terbesar CPO dunia, Fadillah Yusof juga mengatakan akan mengajak Indonesia membahas rencana ini. Menurutnya, kedua negara harus dapat bekerja sama untuk menunjukkan bahwa produksi barang spesifik mereka tidak merusak hutan.

Selain kerja sama antara negara-negara produsen, jelasnya, pihaknya juga akan melibatkan para ahli perdagangan dari luar negeri, jika memang diperlukan, untuk melawan kebijakan Uni Eropa.

Undang Undang tentang Rantai Pasokan Bebas Deforestasi memperketat pengujian terhadap impor tujuh komoditas pertanian dan produk turunannya ke Eropa. Ketujuh komoditas itu meliputi minyak kelapa sawit, sapi, kedelai, kopi, kakao, kayu dan karet serta produk turunannya, seperti daging sapi, furnitur atau cokelat.

Baca Juga  Indonesia Miliki Potensi Oleokimia Sangat Besar

Indonesia dan Malaysia sangat berkepentingan dengan peraturan baru ini. Data Kementerian Pertanian Amerika Serikat, seperti dilansir dari Index Mundi menunjukkan, Indonesia diperkirakan memproduksi CPO sebanyak 46,5 juta Metrik Ton (MT) tahun 2022. Angka ini lebih dari separuh total produksi CPO dunia.

Diurutan kedua hingga posisi 10 besar ditempati oleh Malaysia denga total produksi sebanyak 19,8 juta MT, disusul Thailand 3,26 juta MT, Kolombia 1,83 juta MT, Nigeria 1,4 juta MT, Guatemala 910 ribu MT, Papua Nugini 650 ribu MT, Honduras 600 ribu MT, Pantai Gading 600 ribu MT dan Brasil dengan produksi 570 ribu MT.

Negara produsen CPO lainnya adalah Ekuador, Kamerin, Kongo, Ghana, India, Costa Rica, Meksiko, Peru, Filipina, Sierra Leone, Benin, Angola, Republik Dominika, Guinea, Liberia, Senegal, Togo dan Venezuela.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life