Home » Masih Belum Move On? Pakai Motor Konversi, Pengeluaran Hemat Hingga 80%

Masih Belum Move On? Pakai Motor Konversi, Pengeluaran Hemat Hingga 80%

by Junita Ariani
2 minutes read
Direktur Konservasi Kementerian ESDM Gigih Udi Atmo pada acara Sosialisasi Konversi Motor Listrik di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8/2023).

ESENSI.TV - SURABAYA

Pemerintah menggenjot pencapaian target program konversi motor konvensional berbahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik sebanyak 50.000 unit pada 2023.

Program ini tidak hanya mengurangi ketergantungan kepada bahan bakar fosil, melainkan juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dengan mengurangi polusi, serta meningkatkan perekonomian.

Demikian disampaikan Direktur Konservasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Gigih Udi Atmo, Sabtu (12/8/2023). Ia mengatakan itu pada acara Sosialisasi Konversi Motor Listrik di Surabaya, Jawa Timur.

“Konversi motor listrik akan membantu pemerintah dalam transisi energi. Mencegah perubahan iklim, dan membantu finansial karena akan lebih hemat,” ujanya.

Ia menyimulasikan, jika per hari sepeda motor konvensional mengisi bahan bakar jenis pertalite 1 lliter, dalam sebulan pengeluaran untuk bahan bakar sebesar Rp300.000.

Tetapi jika dibandingkan dengan motor listrik konversi, dalam sebulan pengeluaran untuk bahan bakar hanya menghabiskan sekitar Rp60.000 saja. Atau terjadi penghematan sebesar 80% setiap bulan.

“Jika motor konversi dengan penggunaan yang sama, dengan listrik sekitar Rp1.300 atau Rp1.400 per KWh, maka biaya setiap bulan itu paling mahal Rp60.000. Jadi ada penghematan sebesar Rp240.000 per bulan,” jelasnya.

Penggunaan motor listrik konversi, lanjut Gigih, juga akan meningkatkan ketahanan energi nasional dan cadangan devisa negara. Karena jumlah sepeda motor BBM yang mengaspal sekarang mencapai 120 juta unit.

Jika seluruh motor tersebut menggunakan BBM 1 liter per hari, maka itu akan mengonsumsikan lebih dari 650.000 barel minyak per hari. Atau melebihi produksi minyak nasional saat ini.

“Jika harga 1 barel minyak itu setara pembelian seharga USD80, jika dirupiahkan maka pengeluaran untuk impor minyak hampir menyentuh Rp800 miliar setiap hari. Implikasi akan berdampak kepada ketahanan energi kita. Karena itu baru dari motor saja dan belum kendaraan lainnya,” ujar Gigih.

Baca Juga  Menteri Anas dan Seskab Bahas Skenario Pemindahan ASN di IKN

Pertumbuhan Kendaraan Listrik

Karena itu, program konversi motor listrik merupakan salah satu solusi atas permasalahan tersebut. Pemerintah telah mengucurkan subsidi berupa pengurangan biaya pokok awal dalam konversi motor listrik sebesar Rp7 juta.

Hal itu sebagai bentuk dorongan untuk meningkatkan animo kepada masyarakat. Juga berupa kompensasi terhadap masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program ini.

Sementara itu, Sekretaris Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, Oni Setiawan, mengatakan Pemprov Jawa Timur mendukung penuh kebijakan pemerintah pusat.

Bahkan secara regulasi, pemerintah provinsi juga sudah mendorong untuk pertumbuhan kendaraan listrik, termasuk motor listrik konversi.

Salah satunya adalah dengan memberikan insentif sebesar 90% dari pajak kendaraan bermotor. Hal itu termaktub dalam Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2022.

Acara sosialisasi yang mengusung tema ‘Conversion’ itu juga dilaksanakan talkshow dan diskusi. Dengan narasumber dari Kementerian ESDM, perwakilan Kementerian Perhubungan dan Kepolisian RI.

Di lokasi acara tersebut disediakan pula test ride motor listrik hasil konversi, demo proses konversi, dan live performance.

Setelah Denpasar dan Surabaya, acara yang sama akan menyasar ke 8 kota besar lainnya di Indonesia. Yakni Yogyakarta, Semarang, Bandung, Medan, Balikpapan, Makassar, Mataram, dan Kupang Nusa Tenggara Timur. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life